Aku dan Chris

1423 Words
Aku bingung harus menjawab pertanyaan Michael bagaimana. Karena aku masih mengingat laki – laki itu sesekali. Chris orang yang cukup sulit untuk dilupakan. Walaupun berhari – hari aku menghabiskan waktu bersama Michael tapi Chris mempunyai tempat khusust dihatiku. Aku sudah mencoba untuk melupakannya, tapi hasilnya tetap tidak bisa. “Udahlah.” Jawabku berbohong. “Yang bener?” Tanya Michael lagi. “Iya bener lah. I don’t care about him.” Tambahku. “Bagus kalau gitu. Karena aku lebih hebat dari pada dia. Yakali kamu masih inget dia.” “Iya.” Aku meng-iyakan Michael dan mengalihkan pembicaraan dengan memercikkan air ke Michael. “Iseng kamu. awas aja.” Michael mengejarku dan aku berlari, namun Michael berhasil menangkapku. Ia memelukku dari belakang. Lalu ia mencium bibirku. Beberapa hari sudah aku lalui dibali dengan Michael. Tidak banyak yang aku lakukan disini. Kami hanya 3 hari disini. Setibanya di New York aku langsung pulang kerumahku. “Gimana seru gak liburannya?” Tanya ibuku. “Seru kok mom.” “Kamu dekat sama Michael ya?” Pertanyaan yang dilontarkan ibu membuat aku terkejut. Aku sangat yakin foto – foto viralku sudah dilihat oleh ibu. “Iya. Emang kenapa mom?” “Enggak apa – apa sih.” Jawab ibu. “Yasudah aku mau istirahat dulu mom.” Aku berjalan keatas dan meninggalkan ibu. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ibuku tidak ada dirumah, ia sedang pergi makan malam dengan kenalannya. Kebetulan Michael mengajakku makan malam, jadi aku tidak sendirian malam ini. Aku memakai dress putih motif bunga – bunga tanpa lengan dengan rambut yang diurai serta heels favoritku. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu Michael menjemputku, ia sudah ada didepan rumah dengan bunga mawar ditangannya. “Halo Michelle.” Sapa Michael “Hai.” Aku mencium bibirnya. “Bunga cantik untuk orang yang spesial. Buat kamu.” Michael memberikan seikat bunga mawar merah kepadaku. “Wah, makasih Michael.” “Ayo, kita dinner.” Ajak Michael. kemudian ia menggandeng tanganku dan membukakan pintu mobil untukku. “Thank you.” Kataku. Michael membalas ucapan terimakasihku dengan senyuman. Michael memegang pahaku selama ia menyetir mobil. Kali ini ia tidak menyuruh supir untuk mengantar kami berdua makan malam, mungkin dia mau malam ini khusus untuk kami berdua saja. Michael memberhentikan mobilnya disuatu restoran mewah yang terkenal sangat enak namun dengan harga yang mahal. Aku memegang lengannya dan kami duduk dimeja yang sudah kami pesan. Seorang pelayan datang menghampiri kami berdua dan menuangkan wine digelas kami masing – masing. Lalu pelayan itu memberikan kami 2 buku menu untuk kami memilih makanan. “Kamu mau apa?” Tanya Michael. “Hmm, aku mau steak aja.” Jawabku seraya menutup menu. “Oke, aku juga deh.” “Pelayan.” Michael memanggil pelayan. “Iya pak.” “Saya pesan 2 steak dan minumannya boleh ditambah lemon tea dessertnya vanilla ice cream sama chocolate pudding deh.” “Baik. Ditunggu pesanannya.” Pelayan itupun meninggalkan kami berdua. Michael memegang tanganku, ia mengelus tanganku dengan ibu jarinya. “Pingin milikin kamu seutuhnya.” Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya tersebut. Lalu penglihatanku tertuju pada seorang pria yang tengah berjalan tidak jauh dari kami berdua. Ia sangat mirip dengan Chris. Ketika laki – laki itu membalikkan badannya, ya itu adalah Chris. Ia langsung melihatku, kemudian ia terdiam. Kami berdua terdiam. “Ada apa Michelle?” Tanya Michael penasaran. “Enggak ada apa – apa kok.” Aku mencari keberadaan Chris, namun ia sudah menghilang. “Aku ketoilet dulu ya.” Aku mencoba menenangkan diriku sejenak dan mengecheck riasanku. “Oke. Jangan lama – lama.” Kata Michael. Seusai dari toilet aku berjalan keluar hingga seseorang menarik tanganku dari belakang. Orang tersebut adalah Chris. Tanpa sepatah katapun ia langsung menarikku. Aku yang seharusnya menolak, hanya bisa mengikuti dia. Kami berdua keluar dari pintu belakang khusus karyawan. Kami sekarang berada di gang samping restoran. Dengan cahaya seadanya aku bisa melihat wajahnya yang memendam kerinduan padaku. Chris melepas pegangan tangannya. Tanpa sepatah katapun ia langsung mencium bibirku dengan penuh nafsu. “Chris?” Ia tidak menghiraukannya dan lanjut mencium bibirku lagi. Kali ini lidahnya mengabsen setiap gigiku. Salivanya membasahi bibirku. Begitupun bibirnya yang sudah basah sedari tadi akibat permainan lidahku yang cukup ganas. “Aku kangen banget sama kamu Michelle.” Kata Chris. “Please jangan jauh dari aku lagi.” Pinta Chris. “Tapikan bukan aku yang ngejauh.” “Iya, aku minta maaf.” Chris memelukku sangat erat. Aku membalas pelukkannya. Lalu Michael datang dan menarik badan Chris hingga laki – laki itu terjatuh. “Jangan sentuh Michelle!” Perintah Michael. “Apa – apaan sih lu?” Chris bangkit dan meninju wajah Michael. “Eh, cukup. Jangan berantem dong.” Pintaku. “Lu belum baca berita ya? Dimana – mana orang taunya Michelle punya gue. Kan lu udah ninggalin dia. Ngapain sekarang malah meluk dia?” Michael menarik kerah kemeja Chris. “Apa urusannya dengan lu b*****t?” Chris mendorong Michael. “Urusan gue? Woy, lu punya otak gak sih? Michelle itu sama gue sekarang.” Jawab Michael dengan nada tinggi. “Haha. Emang Michelle mau sama lu? Kita Tanya aja sama orangnya langsung. Michelle, lu sekarang udah sama Michael?” Tanya Chris kepadaku. Pertanyaan itu membuat aku berpikir keras. Aku nyaman dengan Michael, tapi saat ini aku masih bingung dengan perasaanku sendiri. Aku lebih memilih berada dihubungan tanpa status sembari memikirkan siapa yang sebetulnya aku sukai diantara dua laki – laki tampan ini. “Aku nyaman sama Michael, tapi kalau pacaran aku gak bisa. Maaf.” Jawabku. “Haha. Tuhkan denger sendiri kan lu. Dia belum mau sama lu.” Chris terlihat sangat gembira mendengar jawaban yang aku lontarkan. “Oke. Gak apa – apa. Aku anggap liburan kita kemaren gak ada arti apa – apa buat kamu. Aku pergi dari sini.” Michael berjalan menjauh dari kami. “Tunggu Michael.” Chris mencegahku untuk mengejar Michael. “Mendingan kamu masuk ke mobilku sekarang. Kita istirahat, nenangin pikiran dulu.” Ajak Chris. “Oke.” Aku dan Chris sekarang berada didalam mobilnya. Chris mengenakan jaket kulitnya padaku. “Kamu bisa ngejelasin apa yang sebenernya terjadi?” Tanyaku. “Iya. Aku jelasin sekarang.” “Aku sama Kiara gak ada hubungan apa – apa. Waktu itu dia cuma butuh bantuan aku. Dia mohon – mohon sampai sujud keaku. Dia bilang kalau dia butuh uang jadi aku pinjemin dan dia nginep dirumah aku selama beberapa hari.” Jelas Chris. “Aku juga gak nyangka Kiara sampai segitunya sama kamu. Pakai ngirim foto segala. Jujur aku gak tau dia ngambil foto pas aku lagi tidur. Maafin aku. seharusnya aku gak kasian sama orang yang kayak gitu.” “Iya, gak apa – apa kok.” “Jadi Kiara dimana sekarang?” Tanyaku. “Aku gak tau dan gak mau tau. Aku gak peduli lagi sama dia.” Jawab Chris. “Kita jalan – jalan yuk.”Ajak Chris. “Boleh. Kemana?” “Muter – muter aja. Sambil nyari jajanan.” “Oke.” Chris memutar lagu Kenny g. Sangat pas dengan suasana malam seperti sekarang. Aku menatapnya yang sedang menyetir mobil. Kemudian tangannya mengusap kepalaku. Setelah kami berjalan – jalan dan membeli makanan. Kami berdua kerumahnya. Aku merindukan rumahnya ini. Aku jadi teringat sewaktu aku bermesraan dengannya disini. Chris membuka bungkusan makanan yang ia beli dan memberiku sebungkus snack kentang dan lemon tea. Lalu ia duduk disampingku dan menyalakan tv. Ia memutarkan sebuah film romantis. Chris mematikan lampu ruangan agar suasana romantis lebih terasa. Chris merangkul bahuku dan menatapku. Tatapan matanya adalah salah satu hal yang kurindukan darinya. Kemudian ia mencium bibirku pelan. Dari bibir turun keleher. Ia mencium leher dan bibirku dengan mesra seperti takut kehilangan. Aku duduk diatas pangkuannya dan mengusap rambut halusnya. “I miss you so much.” “I miss you too.” Chris memelukku dan membelai rambutku yang halus. Chris meletakkanku diatas kasurnya. Kemudian ia lanjut menciumku. Lalu ia memegang tanganku. Kemudian Chris membuka jaket miliknya yang aku kenakan. Aku melepas kancing kemejanya satu persatu lalu melemparkannya kesembarang tempat. d**a bidangnya lebih sedikit seksi dari Michael. Sekarang Chris menciumku seraya memelukku di atas kasur. Lalu Ia mencium tanganku seolah - olah takut kehilangan diriku. Terpampang jelas ekspresi wajahnya yang nakal dan itu membuat aku lebih bernafsu lagi. Ia membelai rambutku dan menyisirnya dengan jari. Ia melakukannya dengan penuh kasih sayang dan tidak lupa untuk meninggalkan tanda cinta. Lalu Chris mencium perutku dan menggelitiki badanku. Aku tertawa kecil karena efek geli yang timbul akibat permainan yang diberikan Chris. Sepertinya Chris tidak sabar untuk memiliki diriku seutuhnua, Chris membuka celana dalamku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD