"Hallo, ada apa, Eyang?" Suara berat Nawasena terdengar sedikit serak di pagi hari, ketika telepon dari Eyang Putri menginterupsi waktunya. "Nanti sore, anterin Eyang ke rumah temen Eyang," jawab sang nenek tanpa basa-basi. Nawasena mendesah pelan, memijit pangkal hidungnya. "Kan ada sopir, Eyang. Kenapa nggak suruh sopir aja?" tanyanya dengan nada datar, sedikit mengeluh. "Kamu nggak mau, ya?" Suara Eyang terdengar lebih serius, membuat Nawasena semakin bingung harus menjawab apa. "Bukan begitu, Eyang," jawabnya akhirnya, mencoba menjelaskan, "Nawa sedang sibuk hari ini." Namun, neneknya tak memberi ruang untuk penolakan. "Eyang nggak mau tahu. Pokoknya kamu anterin Eyang nanti." Klik. Sambungan telepon langsung terputus sepihak tanpa memberi Nawasena kesempatan bicara lebih lanjut.