Aya tahu bagaimana tabiat seorang Yoga. Namun, sekarang malah dirinya jatuh hati kepada lelaki itu dengan mudahnya. Aya termakan omongannya sendiri. "Enggak pacaran. Jalanin dulu aja, gimana? Ya... kayak biasanya aja," ujar Aya membuat Yoga terperangah. "Tapi lo nggak boleh dekat-dekat cewek lain," lanjut Aya lagi. "Gimana... gimana?" Yoga mengernyit, heran dengan ucapan yang keluar dari mulut Aya. "Kayak teman biasa aja, tanpa status. Sampe gue benar-benar yakin." Yoga berdecak. "Berapa lama?" Aya mengedikkan bahunya. "Oke. Gue akan tunggu." "Lo nggak marah, 'kan?" "Enggak, kok." Yoga terkekeh. " Wajar lo raguin gue mengingat reputasi gue atau gimana jeleknya gue yang lo dengar dari orang lain. Gitu, ‘kan” "Ga... " "It's okay, Ay. Gue paham." Sudut bibir Yoga terangkat membentu