Orion benar-benar syok, apa sebenarnya yang dilakukan Aries padanya. Mencium dirinya? Ini tidak benar!
Orion memiringkan wajahnya ke kiri. Menurutnya tindakan Aries ini tidak benar. Namun, Aries memegang pipi Orion dan menariknya lurus menghadap wajahnya. Malahan kini satu tangannya menyingkap rok Orion. Tangannya menjelajahi paha mulus sepupunya ini.
Sekujur tubuh Orion mendadak merinding. Napasnya kini berubah cepat dengan wajah menegang pucat. Kenapa Aries melakukan ini padanya?
"Aries ... kenapa kamu melakukan ini padaku? Lepaskan aku."
"Kamu bilang, kamu akan menuruti semua permintaanku, bukan?"
Orion membeku seketika. Apakah Aries meminta sesuatu yang tidak bisa dipenuhi? Tiba-tiba saja tubuhnya meremang kala tangan besar Aries membuka kancing bajunya.
"Aries ... kamu gila! Kamu tidak ingin memakanku, bukan?"
Aries menatap intens ke dalam mata Orion yang menampilkan ketakutan. Baru kali ini dia melihat sorot ketakutan pada sepupunya yang biasanya berani dan tak kenal takut. Dia kembali memagut bibir Orion, mengisapnya kuat.
Orion mendorong d**a Aries keras sampai pagutan mereka terlepas. Menurutnya itu salah. Tindakan Aries tidak benar!
"Aries, kamu tidak waras!"
"Ya, selama ini aku tidak waras karena kamu. Tidakkah kamu merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan?"
Orion tersentak mendengar perkataan Aries. Apa yang dirasakan pria itu selama ini? "Bagaimana aku bisa membuatmu gila?"
"Kamu selalu menghalangiku bila aku dekat dengan wanita lain. Kamu juga tidak tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya padamu. Kamu membuatku berharap lebih tanpa kejelasan." Mata Aries menampilkan kemarahan yang selama ini terkubur dalam dan sekarang meledak.
"Jadi ... kamu lantas membalas dengan ini? Mencoba untuk melecehkan aku?"
"Melecehkan? Nggak! Kamu benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh selama ini? Aku ... nggak sanggup melihatmu dengan pria lain. Bila kamu jalan dengan pria lain hatiku terbakar habis. Kenapa? Karena sekarang aku mulai menyadari, bila hatiku telah terikat padamu. Aku ingin kamu menjadi milikku, selamanya."
Selama beberapa waktu yang lalu, kala Orion jalan dengan seorang lelaki, hatinya terbakar habis oleh cemburu. Namun semua rasa itu dia tahan dan pendam. Entah sudah berapa lama dia memendam semua rasa ini, yang jelas sekarang dia sudah tidak kuat lagi menahannya.
Aries juga selalu merecoki dirinya bila dia menjalin hubungan dengan seorang lelaki, dan setelahnya sampai sekarang tidak menjalin hubungan dengan lelaki manapun. Dia hanya tidak ingat saja ada masalah dengan Aries nantinya karena seorang lelaki.
Orion tercengang mendengar perkataan Aries barusan. Apakah dia tidak salah dengar?
"Me-menjadikanku milikmu? Bagaimana bisa kamu punya pikiran itu? Kita masih sepupu." Tubuh Orion berguncang hebat bukan karena pernyataan cinta Aries saja tapi perkataan Aries yang penuh sarat makna itu. Hatinya bergetar dan berguncang hebat. Apakah pria itu mengajaknya menikah sungguhan?
"Siapa bilang sepupu tidak boleh menikah? Kita tidak berhubungan darah," jawab Aries dengan muka serius.
"Kamu gila, Aries! Kenapa kamu berpikiran untuk menikahiku?"
"Bila begitu artinya aku akan menarik perkataanku tadi dan sekarang aku akan keluar menikah dengan Lila." Perkataan Aries sekarang lebih terdengar sebagai ancaman daripada sebuah negosiasi.
Aries turun dari ranjang menuju ke pintu. Pria itu memang tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Orion yang melihat itu panik setengah mati. Tentu dia tak mau Aries kembali ke pelaminan. Dia benar-benar terdesak dan tak punya pilihan lain.
"Jangan! Kamu tidak boleh kembali ke sana!" Orion turun cepat dari ranjang kemudian berlari menuju pintu dan menghalangi Aries keluar.
"Artinya kamu mau menjadi milikku?"
Orion membisu. Haruskah dia mengorbankan dirinya sendiri untuk menggagalkan pernikahan ini? Ini sungguh berat sekali!
Aries langsung mendekap erat Orion dalam pelukannya. Sedangkan Orion hanya diam membeku dalam pelukan hangat dan posesif itu. Dia membiarkan pria itu membawa tubuhnya kembali ke ranjang.
Aries membanting kasar tubuh Orion ke kasur di bawah kuncian tubuhnya.
"Jadilah milikku sekarang."Aries menarik terbuka kembali kancing baju Orion yang memperlihatkan gundukan seksi di sana.
"Nggak! Bukan begini caranya. Siapa yang tahu kamu membohongi ku setelah ini dan kembali ke pelaminan menikah dengan Lila?" protes Orion karena itu mungkin saja terjadi. Terlepas dia sendiri masih bingung semuanya dan belum tahu bagaimana perasaan pastinya pada Aries. Yang jelas dia tak mau kehilangan pria itu lagi.
"Baik, bila begitu aku bisa turuti permintaanmu." Aries tersenyum lebar, lalu kembali memagut bibir Orion.
Kali ini Orion membalas ciuman Aries. Entah, mungkin dia gila. Namun, dia tak bisa lagi menahan diri.
***
Di pelaminan.
Sudah satu jam berlalu sejak kepergian Aries. Namun setelahnya pria itu tak kunjung menampakkan batang hidung kembali sampai sekarang.
'Kemana Aries pergi, ada apa dengannya belum kembali juga?' Lila terlihat resah menunggu kedatangan Aries. Berulang kali dia menjelajahkan pandangan ke setiap sudut ruangan.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Mawar. Dia tidak tahu kenapa Aries pergi lama sekali dan belum kembali padahal acara pernikahan sebentar lagi akan dimulai. 'Apa yang sebenarnya dilakukan Aries?'
Mawar kemudian mencoba untuk masuk ke dalam menuju ke kamar Aries untuk memanggilnya. Tiba di depan pintu yang tertutup, Mawar mengetuknya perlahan.
"Aries, apa yang kamu lakukan di dalam sana?"
Tidak ada respons.
Mawar kembali memanggil dan tetap tak ada jawaban. Maka, dia mendorong pintu kamar Aries hingga terbuka.
Kosong! Bahkan terlihat lemari baju putrinya itu terbuka dan isinya sudah diambil sebagian. Saat diperiksa, koper milik Aries juga tidak ada di sana.
"Aries! Kamu kemana?" panik Mawar bingung dengan muka pucat pasi. Apakah putranya kabur dari pernikahan? Tapi kenapa? Bukankah sebelumnya dia sendiri yang mengatur dan menginginkan pernikahan ini?
Tatapan mawar kemudian terkunci pada sepucuk surat yang tergeletak di meja.
[Ibu, aku pergi untuk sementara waktu dengan Orion. Jangan cari aku setelah ini. Tolong bereskan kekacauan pernikahan yang kubatalkan ini. Maaf, pada akhirnya semua berantakan begini.
Salam sayang, Aries]
Tangan Mawar gemetar membaca selembar kertas bertuliskan tangan Aries tersebut. Tubuhnya oleng hingga tak kuat menyangga dan berpegangan pada ujung meja agar tidak jatuh.
"Aries ... kenapa kamu bermain-main dengan pernikahan? Apakah ini semua karena Orion?" Mawar hanya bisa menghela napas berat saja dengan d**a yang sesak. Sungguh dia tidak tahu kenapa putranya mendadak membatalkan pernikahan ini tepat di hari - H. Kenapa tidak di jauh-jauh hari sebelumnya?
Sekarang tidak ada waktu untuk memikirkan itu. Yang terpenting sekarang Mawar harus mengatasi pernikahan yang batal ini. Dia kembali ke tempat acara pernikahan di gelar kemudian memberitahu Lila bila Aries menghilang tanpa jejak entah kemana.
"Aries menghilang?" Lila panik bercampur syok yang mengguncang hidupnya ini. Rasanya dia hampir pingsan saja bila tak kuat menahan diri. Semuanya begitu mendadak. Kenapa harus sekarang dibatalkan setelah perdebatan yang cukup panjang dan Aries berhasil membujuknya untuk tetap menikah? Rasanya Lila seperti dipermainkan saja!
Penghulu datang. Dia sudah menunggu lebih dari setengah jam untuk melaksanakan ijab qabul. "Bagaimana, apakah pernikahannya jadi dilanjutkan? Kemana mempelai prianya?"
"Tidak. Tolong tunggu sebentar aku akan membawa mempelai pria kembali kemari," balas Lila.
Lila kemudian mengambil ponsel yang ada di kursi tempatnya duduk kemudian menghubungi nomor Aries, namun nomornya tidak aktif saat dihubungi. Ini membuatnya semakin panik. 'Kemana sebenarnya Aries pergi?'
Sementara penghulu berulang kali menatap jam di pergelangan tangan. Dia masih ada jadwal lagi setelah ini di beberapa tempat. "Bagaimana, apakah pernikahannya tetap bisa dilanjutkan?" Penghulu tampak tidak sabar dan ingin pergi saja dari tempat ini.
"Tolong tunggu sebentar lagi, Pak."
"Baik, aku akan menunggu tapi hanya setengah jam saja. Lewat dari itu, aku tidak bisa menunggunya lagi."
Lila hanya mengangguk resah merespons. Dia berharap semua ini hanya mimpi dan Aries segera datang kembali ke pelaminan menemani dirinya.
Di kursi tamu undangan terlihat Alex tersenyum lebar setelah menghubungi nomor Orion, namun tidak aktif. Meski tidak ada pesan masuk untuknya dari Orion yang menyatakan pernikahan ini gagal, namun melihat situasinya seperti saat ini, dia yakin bila Orion sudah berhasil menggagalkan pernikahan ini. Tinggal dia beraksi saja setelah ini.
Setengah jam berlalu dan Aries tak muncul juga. "Maaf, aku akan pergi sekarang," ujar penghulu setelah lama menunggu.
"Tidak, tolong jangan pergi. Tolong tunggu 5 atau 10 menit lagi," pinta Lila memohon dengan penuh keresahan.
Tamu undangan yang hadir di sana pun ikut panik. Mereka ramai sendiri apakah pernikahan ini akan batal?
Di tengah keramaian saat ini, Alex kemudian maju dan menghalangi penghulu. Pria itu bahkan sudah mengenakan setelah jas hitam rapi lengkap dengan bunga anggrek yang terselip di sakunya.
"Pak penghulu tolong jangan pergi. Nikahkan kami berdua sekarang."
Di bagian belakang rumah.
Dua orang yang mengenakan seragam pelayan berlari dengan cepat sembari bergenggaman tangan erat.
"Orion, cepat berikan kunci mobilmu. Biar aku yang mengemudi sebelum mereka menemukan keberadaan kita." Aries mengulurkan tangan meminta kunci mobil.