Langit di luar pekat. Hujan tipis mengetuk jendela. Di dalam, lampu kuning temaram menciptakan bayangan panjang di dinding. Aulia sedang duduk di kursi rotan, mengenakan gaun tidur berwarna merah anggur yang terlalu tipis untuk disebut pakaian. Rambutnya tergerai, matanya memantau jam dinding. Sudah lewat tengah malam. Jake belum juga kembali. Sampai akhirnya, suara pintu dibuka perlahan. Langkah berat. Jaket kulit basah. Jake datang. Mata mereka bertemu. "Maaf," katanya singkat. "Aku ada urusan." Aulia berdiri pelan, seolah setiap gerakannya penuh perhitungan. "Kau tak perlu menjelaskan, Jake. Kau hanya penjaga, bukan tahanan." Jake tak menjawab. Dia melepaskan jaketnya, menggantungnya di dinding, lalu berjalan melewati Aulia menuju dapur kecil. Ia menuang air, meminumnya perlahan.

