Part 1

1094 Words
Seorang gadis cantik tengah duduk sembari menatap ke arah depan kaca jendela di sebuah hotel mewah yang terletak di negara yang terkenal dengan bangunannya yang terkenal yaitu Menara Eiffel. Sembari duduk, gadis itu menikmati keindahan kota Paris dengan secangkir cokelat panas yang ia seruput sedikit demi sedikit. Cuaca hari ini bisa dikatakan sangat stabil di sana. Tidak panas, dan tidak pula dingin. Jadinya ia tidak memerlukan baju ataupun jaket tebal untuk melindungi dirinya dari cuaca yang ekstrem. “Nona Alexa, apakah ada yang bisa saya bantu lagi untuk melayani anda?”  Gadis yang bernama Alexa itu menoleh ke arah sumber suara yang tak lain adalah asisten pribadinya. “Aku lumayan lelah. Tanganku pegal-pegal seperti tersengat lebah.” “Baiklah kalau begitu saya akan memijatnya.” jawab sang asisten yang akhirnya memijat Alexa. “Apakah sudah merasa lebih baik, Nona?” tanya sang asisten yang tangannya masih memijat Alexa. “Lumayan, tidak seperti sebelumnya.” “Syukurlah, saya harap Nona akan selalu bugar.” “Terima kasih.” “Apakah anda mau saya tuangkan cokelat panas lagi, Nona Alexa?” “Tidak. Jika aku terlalu banyak minum cokelat panas, perutku bisa jadi besar seperti ikan kembung. Kau tahu itu?” kata Alexa sembari terkekeh diikuti dengan asistennya. Walaupun Alexa diperlakukan seperti putri oleh asistennya, Alexa tetaplah Alexa. Ia tidak mau selalu menjadi yang berkuasa. Alexa malah senang melontarkan guyonan atau candaan receh yang sebenarnya tidak lucu namun tetap saja ditertawakannya. Hal itu ia lakukan agar tidak ada kesenjangan diantara dirinya dan asistennya. Setelah menghabiskan waktu liburan satu minggu di Paris, Alexa, kedua orang tuanya beserta body guard dan asistennya memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Mereka sudah berlibur cukup lama sekitar satu minggu di negara tersebut. Menjadi anak satu-satunya di keluarga kaya raya membuat hidup Alexa sejahtera. Segala apapun yang diinginkannya pasti selalu diberikan oleh kedua orang tuanya termasuk liburan ke luar negeri seperti sekarang ini. Kedua orang tua Alexa merupakan pemilik perusahaan yang sudah mempunyai cabang di berbagai kota di Indonesia hingga sampai mancanegara. Tak jarang masyarakat memanggil Alexa dengan sebutan “Anak Miliader” karena sudah dapat dipastikan harta dan kekayaan keluarganya sangatlah banyak. Alexa Alamanda Haires adalah nama kepanjangannya. Gadis yang baru memasuki umur 19 tahun itu bertempat tinggal di sebuah hunian mewah milik keluarga Haires. Soal asisten, body guard, jangan ditanyakan lagi. Tentu saja rumahnya penuh dengan tingkat keamanan yang tinggi.  Jika ditanya tentang kekasih, Alexa belum pernah merasakan apa yang namanya cinta. Seumur hidupnya, ia selalu mengabaikan pria yang mendekatinya. Bukan karena Alexa tidak menyukai pria. Jawabannya adalah karena Alexa sudah tahu apa yang kebanyakan pria incar dari dirinya.  Apalagi jika bukan harta, tahta, serta wajah? Hal itulah yang terkadang membuat Alexa merasa malas dekat dengan pria. Pria yang mendekatinya hanya menginginkan harta dan kecantikannya bukan tentang hati yan dimilikinya. Jadi, Alexa berpikir itu semua percuma karena pria yang ia pacari hanya mencintai harta dan fisik namun tidak dengan hati yang ada di dalam dirinya. Alexa juga sudah dapat menebak jika seseorang mencintainya karena kecantikannya maka suatu saat seseorang tersebut akan menemukan sosok yang lebih cantik dibandingkan dirinya lalu meninggalkan Alexa seorang dan membawa kabur harta keluarganya. Alexa berpikir seperti itu karena terkadang jika sedang tidak ada kerjaan, Alexa menonton sinetron yang selalu saja endingnya sama tidak pernah berbeda. Alexa tahu jika ia memiliki kekasih maka dirinya akan diperlakukan seperti layaknya ratu dan kemanisan hubungan lainnya. Namun ia memilih untuk menutup dirinya dari siklus percintaan.  “Apakah sudah cukup liburan kali ini, Alexa?” tanya Myra, Mama dari Alexa  menghampiri sang putri yang sedang duduk menghadap jendela kaca. “Sudah, Ma. Aku lelah berkeliling dunia.” jawab Alexa. “Bukankah kau menyukai Seoul karena keindahannya? Apakah kau tidak ingin pergi ke sana? Jika kau menginginkannya Mama bisa meminta pilot pribadi kita untuk sebentar pergi ke Seoul malam ini sebelum kita pulang ke Indonesia.” “Ya, aku memang menyukai Seoul. Namun aku lelah berkeliling dunia terus menerus. Aku ingin istirahat di rumah sembari menunggu hasil pengumuman seleksi kelulusan kampus impianku.” ujar Alexa menolak tawaran Myra. Kurang lebih sudah sebulan ini Alexa keluar negeri hampir empat kali berturut-turut. New York, Washington, Texas, dan Roma sudah ia jelajahi dalam kurun waktu dekat. Keluarganya memang menyukai traveling. Terlebih lagi Myra. Terkadang Alexa sampai kelelahan karena terlalu banyak destinasi wisata yang ia kunjungi.  Sekarang Alexa memutuskan untuk pulang sembari menunggu hasil pengumuman penerimaan mahasiswi di kampus bergengsi yang ada di Indonesia. “Kenapa kau masih memikirkan kelulusanmu itu, Alexa? Bukankah sudahku bilang jika kau pasti lulus? Kalau kau tidak lulus pun aku bisa membelikan kampus itu untukmu dan kau dapat berkuasa di sana.”  “Aku tidak mau seperti itu, Ma. Aku ingin hasil jeripayah dan lelahku sendiri. Aku tidak ingin Mama memberikan uang kepada seseorang yang membuatku dapat lulus dengan mudah. Aku ingin jujur dalam pendidikanku.” “Myra, sudah. Mungkin Alexa lelah berkeliling dunia terus menerus seperti ini. Jika boleh jujur, aku juga lelah. Perusahaan juga tidak bisa kita tinggal terlalu lama, Myra. Kita adalah pendirinya.” timpal Aldi, Papa Alexa. Ia juga merasa lelah seperti Alexa. Tidak seperti Myra yang tidak pernah lelah jika urusan traveling seperti ini. “Baiklah jika itu mau kalian. Aku hanya bisa mengikutinya.” balas Myra akhirnya. *** Alexa beserta kedua orang tuanya telah mendarat dengan aman di Indonesia. Setelah turun dari pesawat pribadi mereka langsung dikawal oleh body guard yang mengenakan jas berwarna hitam. Sontak saja hal itu menjadi pusat perhatian masyarakat yang berada di bandara.  Dari sekian banyak masyarakat yang berada di sana tidak sedikit diantara mereka yang mengenali keluarga Haires karena wajah mereka yang kerap kali tampil di TV sebagai pengusaha dan pendiri perusahaan yang sukses. Sebenarnya pusat perhatian mereka bukan karena banyaknya jumlah body guard yang mengelilingi keluarga Haires. Namun karena barang-barang branded yang dikenakan Alexa, Myra, serta Aldi yang totalnya membuat telinga panas. Dimulai dari jam Rolex Aldi, tas Channel Myra, hingga sepatu Nike Air Jordan limited edition milik Alexa. “Wah, mereka sangat kaya raya.” “Tentu saja! Kau bisa melihat outfit yang dikenakan mereka! Bukan main-main.” “Astaga, rasanya aku ingin hidup seperti mereka.” “Apakah mereka keluarga Haires?” “Sepertinya iya! Aku pernah melihat wajah mereka di acara talk show.” “Oh, hei! Lihat wajah gadis cantik itu? Lihatlah betapa cantiknya dia walaupun wajahnya tertutup masker.” “Ya, dia adalah Alexa putri satu-satunya keluarga Haires.” Mungkin seperti itu topik yang sedang dibicarakan orang-orang di bandara. Baik Alexa beserta kedua orang tuanya hanya tersenyum tipis saat melihat orang-orang memperhatikan mereka. Menjadi keluarga kaya raya memang selalu menyenangkan.  Dihormati, disegani, dan dipatuhi.  ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD