Pengumuman kelulusan Univeritas bergengsi telah tiba. Alexa sudah berada di depan monitornya sekarang. Menunggu detik-detik pengumuman itu dibuka.
Alexa merasa jantungnya seperti sedang senam SKJ.
Deg-Deg-Deg.
Alexa merasakan kegelisahan yang sangat dahsyat di detik detik pengumuman kelulusan itu.
“Astaga, kenapa jantungku malah seperti sedang berolahraga?” kata Alexa pada dirinya sendiri.
Di kamarnya hanya ia sendiri tidak ditemani siapa-siapa melainkan CCTV. Asistennya tengah izin untuk pergi keluar rumah sementara kedua orang tuanya tentu saja tengah berada di kantor perusahaan karena sudah berminggu-minggu mereka tidak ke sana.
Sebenarnya Alexa tidak perlu takut jika ia tidak lolos ke Univeritas impiannya. Keluarganya tentu saja jelas mampu menguliahkan Alexa ke universitas lain di luar negeri. Namun Alexa tidak mau. Ia tetap bersikeras untuk mengandalkan otaknya dan menahan untuk tidak mengandalkan orang tuanya terus menerus.
Alexa juga sadar bahwa ia sudah dewasa dan harus berjuang sendiri demi menjadi manusia baru di dunia perkuliahan.
Kedua netra Alexa melihat waktu yang sudah selesai di monitornya. Sudah saatnya untuk menekan tombol pengumuman tersebut.
“Okay, lets go!”
Dengan semua keberanian dan kekuatan yang ada di dalam tubuh serta raganya, Alexa memberanikan diri untuk menekan tombol pengumuman itu.
Jari telunjuknya mulai menekan keyboard monitornya.
Dan hasilnya adalah...
“OH MY GOD! AKU LULUS!” teriak Alexa sangat besar.
Sampai-sampai body guard di depan kamarnya mengetuk-ngetuk pintu kamar Alexa terkejut karena takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak kepada majikan mereka.
Karena desakan suara dari luar pintunya, Alexa pun membuka pintu kamarnya dan menjelaskan apa yang terjadi kepada body guard-nya.
“Halo Nona Alexa? Are you okay? Apakah terjadi sesuatu?” tanya body guard yang berjaga di luar kamar Alexa.
“Aku baik-baik saja bahkan lebih dari itu. Maaf kalau suaraku tadi mengganggu. Aku hanya sedang kegirangan.”
“Baiklah kalau begitu, jika ada yang kamu perlukan silakan hubungi saya ya, Nona.”
“Baik!”
Sesudah klarifikasi mengenai kegaduhan di kamarnya, akhirnya Alexa menutup kembali pintu kamarnya.
Alexa segera mengambil ponselnya untuk menghubungi kedua orang tuanya perihal kelulusan di kampus bergengsi pilihannya tersebut.
“Halo, Pa?”
“Halo, ada apa Alexa? Papa dan Mama sedang mengadakan meeting seluruh pegawai perusahaan.”
“Alexa—“
“Jika kamu ingin berbicara nanti saja ya kami sedang sibuk—“ potong Aldi cepat-cepat menutup ponselnya.
Tut... Tut...
Alexa hanya bisa tersenyum kecut saat mengetahui sambungan ponsel tiba-tiba terputus.
Padahal ia ingin memberitahukan sesuatu hal yang penting. Namun dirinya juga tidak boleh egois. Bukan kah orang tuanya bekerja mencari uang untuk membahagiakan dirinya?
“Tidak apa-apa. Aku tahu mereka sedang sibuk. Besok kalau Papa dan Mama sudah pulang aku akan menceritakannya!” sahut Alexa girang.
***
“Serius kamu masuk Univeritas bergengsi itu, Alexa?” tanya Myra tidak percaya dengan hasil kerja keras sang anak.
Ya, pagi ini Myra dan Aldi sudah berada di rumah sehabis meeting kemarin.
“Maafkan Mama dan Papa ya, Alexa. Mama dan Papa kemarin sedang mengadakan meeting dadakan di kantor perusahaan. Kami tidak tahu jika ternyata kamu ingin menyampaikan suatu hal yang penting.
“Tenang saja Mama sama Papa nggak apa-apa kok. Alexa tidak ambil hati.” kata Alexa dengan nada tenang.
“Sebagai permintaan maaf dan hadiah dari kami, Papa dan Mama sudah membelikan apartemen mewah yang tidak jauh dari kampusmu, Alexa.” ucap Aldi dengan entengnya. Seolah harga apartemen mewah tersebut hanyalah beberapa perak di mata keluarga kaya raya itu.
“Benarkah? Papa dan Mama membelikan apartemen mewah itu untuk Alexa?” kata Alexa sampai tidak percaya.
“Tentu saja! Apa yang tidak kami berikan untukmu kesayanganku!”
“Terima kasih Mama! Terima kasih Papa!” Alexa memeluk kedua orang tuanya bahagia.
“Sama-sama, Alexa! Kami melakukan yang terbaik untukmu karena kami sangat menyayangimu!”
“Aku merasa sangat bahagia.”
“Apakah hadiah dari Papa dan Mama ada yang kurang, Alexa? Jika ia kau bisa meminta apapun kepada kami kembali.”
“Tidak, Pa, Ma. Bagi Alexa apartemen ini sudah lebih dari cukup bahkan sangat melebihi batas wajar.”
“Tidak apa-apa, Alexa. Kami bekerja keras juga untuk membahagiakan dirimu agar kamu selalu senang menjadi bahagian dari keluarga Haires ini!”
“Tanpa Mama dan Papa bilang seperti itu Alexa juga sudah bahagia bisa tinggal di sini.” jawab Alexa sederhana.
Sebenarnya Alexa sudah biasa dengan kemewahan yang selalu orang tuanya berikan padanya. Namun kali ini kemewahan itu tak tanggung-tanggung hingga Alexa dibelikan sebuah apartemen mewah untuk dihuni suatu saat nanti.
***
Keesokan paginya, Alexa terbangun dari mimpi indahnya saat alarm pintar Apple Watch miliknya membangunkan dirinya.
Dilihatnya jam berapa ia terbangun.
Alexa yang mengira bahwa dia terbangun pada waktu yang tepat ternyata salah besar. Alexa terbangun pada jam delapan pagi tepat, yang bisa dikatakan telat. Rupanya ia salah menyetting alarm jam pintarnya. Bukannya jam lima pagi, Alexa malah kebablasan menekan angka delapan pagi yang membuatnya menjadi telat beberapa jam yang lalu. Entah lah, mungkin Alexa mengantuk saat menyetting jam tersebut.
“ASTAGA? SERIOUSLY?!” panik Alexa. Padahal hari ini Alexa dijadwalkan akan ke kampus untuk meregistrasi penerimaan mahasiswi serta pengambilan jas almamater. Tak lupa mendengar informasi kapan akan diadakannya ospek kampus.
Karena sudah menunjukkan pukul delapan pagi, Alexa segera bergegas untuk mandi dan berhias diri untuk pergi ke kampusnya.
***
BMW M8 Competition berwarna merah itu menghentikan pedal gasnya saat perjalanannya telah tiba di sebuah kampus bergengsi yang terletak di kota yang Alexa tinggali.
Pintu mobil terbuka otomatis disertai dengan rombongan body guard yang mengawal Alexa Alamanda Haires. Para staf, mahasiswa, masyarakat, serta orang-orang yang berada di sekitar halaman kampus menghentikan kegiatan mereka di saat mobil mewah seharga 6 miliar itu menapaki halaman kampus.
Diantara mahasiswa beserta masyarakat yang melihat Alexa berdecak kagum atas apa yang ia miliki. Kecantikan, keindahan, dan kekayaan. Lengkap. Seperti paket komplit. Hidup gadis itu terlihat sangat sejahtera saat mereka melihat gaya hidup mewah Alexa Alamanda Haires.
Tidak perlu lagi mereka menebak-nebak siapakah gadis itu karena Alexa sudah terkenal dan menjadi buah bibir masyarakat. Terlebih lagi ia masuk ke kampus bergengsi menjadikan namanya semakin tinggi.
Alexa berjalan bersama asisten pribadinya dan body guard yang melindungi di setiap perjalanannya.
Setelah selesai registrasi dan pengambilan seragam. Staf yang berjaga memberitahu Alexa untuk pergi ke aula kampus karena sebentar lagi akan ada dosen pembimbing yang memberikan informasi mengenai barang-barang bawaan ospek dan lain sebagainya.
Alexa pun meminta kepada asisten dan body guard-nya untuk tidak mengikutinya hingga masuk ke aula karena Alexa tidak mau jika nanti di aula dirinya akan menjadi pusat perhatian para mahasiswa baru.
“Sepertinya lebih baik kalian pergi lebih dulu tidak perlu mengikutiku karena aku tidak mau mereka menperhatikanku dan kalian semua. Nantinya malah mereka lebih fokus memperhatikan kita daripada dosen itu.” papar Alexa panjang.
“Baiklah kalau itu yang kau mau, kami akan menunggu di depan gerbang utama kampusmu, Nona.”
“Kalian masuk saja ke dalam mobil,”
“Apakah kau tidak apa-apa dengan hal itu?”
“Tentu saja tidak. Tenang saja, pergilah.”
Asisten dan body guard pun menuruti permintaan Alexa. Mereka akhirnya pergi menuju tempat parkir untuk masuk ke dalam mobil.
***