Saat meninggalkan rumah sakit, Zaya tidak berniat untuk mengatakannya paada Aland. Dengan mendapatkan izin pulang saja sudah lebih dari cukup untuk kesenangannya. Zaya menyeberangi jalan untuk menunggu taksi. Setelah mendapatkan taksi, Zaya segera menaikinya. Namun, Zaya tidak ingin langsung pulang ke rumah, melainkan berhenti di sebuah restoran pinggir kota. Jujur saja, perutnya yang kosong tidak lagi bisa ia tahan, Zaya belum makan sejak pagi tadi. Baru saja Zaya duduk, tiba-tiba ada yang menyapanya. “Zaya!” Zaya segera menoleh ke asal suara. “Edo! Kau juga di sini?” Zaya tidak menyangka akan bertemu seseorang yang ia kenal di tempat ini. Mungkin karena ini merupakan restoran terkecil yang Zaya masuki, tidak sembarang orang akan memasukinya, bukan? Dan sekarang Edo ada di sini. Kena