EC BAB 32

552 Words

Seharian Tasya menangis di kamar kostnya. Kedua sahabatnya ikut menenagkan Tasya dan menghibur perempuan yang sedang hamil itu. Kedua temannya memang sudah tahu, siapa sebenarnya ayah dari bayi yang di kandung oleh Tasya. "Udah dong Sya. Loe jangan nangis mulu kayak gini," ucap Rosa sambil mengusap punggung Tasya lembut. Tasya mengangkat wajahnya dan duduk di atas kasur sambil mengusap sisa air amta di pipinya dengan tisu kering. "Gue mau balas dendam sama Cyeril. Seharusnya gue yang ada di posisi dia. Loe tahu, Dzoki itu beda sama Egi. Gue nyesel udah kasih kesucian gue buat Egi. Dulu gue pikir, Egi lebih baik dari Dzoki. Secara Egi lebih kalem dan gak bar -bar kayak Dzoki," ucap Tasya kesal. "Ya mau gimana lagi, Sya. Nasi sudah kadi bubur kan? Loe lihat kan? Gimana Dzoki sekaranh?

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD