Brak
Seorang laki-laki sangat marah dan menggebrak meja dengan keras hingga dua orang wanita yang ada bersamanya kaget tidak terkira.
“Kami setuju dan kamu juga harus setuju,” ucapnya lagi dengan penuh kekuasaan.
Seorang wanita merasa tersudut dengan paksaan itu. Dia tidak mau menerima paksaan itu dan akhirnya dia pun menyesal sudah mengatakan hal tersebut pada dua orang yang sudah membesarkannya sejak kedua orang tuanya meninggal.
Samuel yang tidak lain adalah paman Lyona, begitu marah mendengar Lyona menolak apa yang baru saja diceritakan sendiri oleh Lyona.
“Aku nggak mau, Om, Tante. Aku nggak cinta sama dia, aku cintanya sama orang lain.” Lagi-lagi Lyona menolak dengan putus asa.
“Bodoh banget, sih, kamu. Zavian itu orang kaya, ganteng juga. Kenapa juga kamu malah nolak dia. Dasar aneh!,” gerutu Elly—istri dari Samuel.
Lyona kesal mendengar umpatan Elly, tapi dia tidak mungkin menyumpal mulut Elly yang begitu menjengkelkan. Dia hanya bisa menahan semua kekesalannya di dalam hati.
“Paman nggak mau tahu. Pokoknya kamu harus terima perjodohan itu. Kesempatan seperti ini nggak akan datang dua kali dan jangan sampai kamu sia-siakan,” tambah Samuel lagi memaksa.
Lyona semakin kesal dengan ucapan Samuel. Bukannya membela dia, lelaki itu justru membela istrinya sendiri.
“Bener banget, Mas. Kapan lagi punya besan sama menantu orang kaya. Kita bisa ikut jadi orang kaya juga,” kikik Elly penuh tawa membayangkan hidup yang enak bergelimang harta.
Geram sekali melihat kedua keluarganya tidak menghargai perasannya, padahal dia sudah menolaknya dengan tegas, tapi mereka tetap memaksa.
“Kenapa, sih, kalian nggak peduli sama perasaanku? Aku nggak cinta sama dia dan nggak mau nikah sama dia. Pokoknya kau nggak mau terima perjodohan ini.”
Kalau akhirnya akan seperti ini, menyesal rasanya telah mengantar laki-laki mabuk itu ke rumahnya. Jika bukan karena dia pelanggan yang sering datang ke tempat kerjanya, dia tidak akan mau mengantarkan Zavian ke rumah neneknya waktu itu.
Pertemuan pertama Lyona dan Martha—yang tidak lain adalah nenek Zavian—membuat perempuan berusia tujuh puluh tahun itu langsung jatuh cinta pada Lyona dan memintanya untuk menikah dengan Zavian.
Di mata Martha, Lyona wanita baik yang sangat cocok untuk menjadi pendamping Zavian. Saat itu juga Martha meminta Lyona untuk menikah dengan Zavian dan Lyona pun minta waktu untuk berpikir.
Lyona bangun dari kursi ruang tamu dan tidak mau lagi melanjutkan diskusi ini. Baginya keputusan Samuel dan Elly tidak baik dan dia tidak mau menyetujui kesepakatan itu.
Mendengar hal itu, Samuel maupun Elly sangat marah.
“Kamu, ya! Berani kamu nolak keputusan kami? Lihat aja apa yang akan kami lakukan padamu. Kami akan menghancurkan semua impian kamu!” ancam Samuel begitu geram.
“Ingat, ya, Lyona. Kalau bukan karena kebaikan dari kami, kamu itu udah jadi gembel di jalanan. Nggak ada yang mau urus kamu setelah kedua orang tua kamu meninggal.” Elly mengungkit masa lalu yang membuat Lyona menahan air mata kesedihan.
Lyona menyesal sudah dibesarkan oleh mereka berdua. Kalau akhirnya seperti ini, lebih baik dulu dia tidak menerima tawaran Elly dan Samuel untuk tinggal bersama mereka.
“Kamu harus terima perjodohan itu dan minta mahar yang banyak. Asal kamu tahu, ya. Kami itu butuh banyak uang saat merawat kamu sampai kamu jadi sebesar ini. Anggap aja mahar pernikahan itu untuk membayar semua yang udah kami keluarkan untuk kamu selama kamu tinggal bersama kami,” tambah Elly lagi.
Lyona semakin marah dengan ucapan mereka dan tak bisa menahannya lagi. Dia pun tidak berkata apa-apa dan langsung pergi meninggalkan mereka.
“Hey! Mau ke mana kamu?” teriak Elly dan dia berusaha mengejar Lyona.
Samuel melarang. “Udah, biarin aja dia pergi. Nanti juga dia balik lagi ke sini. Mau ke mana lagi dia pergi? Dia nggak punya siapa-siapa di kota ini,” ujar Samuel tenang.
“Tapi tadi dia bilang udah cinta sama orang lain. Gimana kalau itu artinya dia udah punya pacar dan dia pergi ke rumah pacarnya. Nanti dia nggak kembali ke sini gimana? Bisa gagal kita jadi orang kaya, Mas,” ungkap kekhawatiran Elly.
“Tenang. Tuh, lihat. HP-nya masih ketinggalan. Pasti dia ke sini lagi buat ambil HP-nya.” Samuel menunjuk dengan bibirnya pada ponsel yang tergeletak di atas sofa.
Elly pun tersenyum dan tidak lagi cemas.
“Pokoknya Lyona dan Zavian harus menikah, biar kita bisa minta mahar yang banyak sama orang kaya itu. Uang seratus atau dua ratus juta pasti bukan uang yang banyak untuk mereka,” kata Samuel mulai mengatur rencana.
“Betul banget, Mas. Kalau kita punya uang segitu, huuuh. Kaya kita, Mas. Kita bisa beli apa aja yang kita mau.” Elly membayangkan mempunyai uang itu dan mereka pun mulai berkhayal yang enak-enak jika mereka punya banyak uang.
***
Lyona sangat kesal pada paman dan bibinya. Dia pun pergi ke rumah Brian yang tidak lain adalah kekasih Lyona.
Wajah Lyona sangat kusut saat datang ke rumah Brian. Brian pun mendekat dan memegang tangan Lyona.
“Kamu kenapa? Kok, wajahnya kusut kayakgitu?” tanya Brian penasaran.
“Aku kesel sama om dan tanteku. Masa mereka suruh aku terima perjodohan dari Nenek Martha buat nikah sama cucunya? Padahal aku udah bilang kalau aku nggak cinta sama dia, aku cintanya sama orang lain.” Lyona pun menatap Brian dengan penuh rasa cinta. “Aku cuma cinta sama kamu dan nggak mau nikah sama dia atau orang lain.”
Lyona sedih sekali dengan masalah yang menderanya. Kepala terasa sangat berat dan jantung berdetak sangat kencang hingga membuat dia merasa capek.
Brian sangat terkejut mendengar hal itu. “Kamu dijodohin sama cucunya Nenek Martha yang kaya itu?” pekik Brian.
Lyona mengangguk dengan takut. Dia cemas Brian akan marah dengan perjodohan itu.
“Iya, tapi aku nggak mau. Beneran, deh. Aku cuma cinta sama kamu dan aku akan tolak perjodohan itu.” Lyona meyakinkan Brian kalau dia tidak akan menerima perjodohan itu karena dia hanya ingin menikah dengan Brian.
“Kenapa kamu harus tolak perjodohan itu?” decit Brian kecewa.
Lyona tidak percaya mendengar jawaban Brian. “Tentu aku tolak perjodohan itu lah. Aku cinta sama kamu, masa aku terima perjodohan itu? Nanti kamu gimana?”
“Harusnya kamu terima perjodohan itu. Kan Nenek Martha yang minta langsung ke kamu. Itu artinya dia suka sama kamu,” tambah Brian semakin membuat Lyona kebingungan.
“Jadi kamu setuju aku nikah sama orang lain? Kamu nggak cinta sama aku, ya?” Lyona sangat marah mendengar kata-kata dari Brian.
“Bukan gitu maksudku. Aku cinta sama kamu, tapi kita nggak mungkin nikah sekarang. Aku belum punya apa-apa. Tapi ... kalau kamu nikah sama cucunya Nenek Martha yang kaya itu, kita bisa nikah lebih cepat,” jawab Brian.
“Maksud kamu gimana, sih? Aku nggak ngerti. Masa aku nikah sama orang lain tapi bikin kita nikah lebih cepet? Aneh, deh, kamu. Nggak masuk akal,” cicit Lyona bingung.
“Gini. Kalau kamu nikah sama cucunya Nenek Martha ... siapa namanya?”
“Zavian?”
“Iya, Zavian. Kamu bisa minta mahar yang banyak ke mereka. Maharnya bisa kita tabung buat pernikahan kita nanti.”
“Jadi kamu minta aku buat morotin mereka? Nggak. Aku nggak mau morotin orang. Nanti aku dilaporin ke polisi dan di penjara gimana? Nggak-nggak. Aku nggak mau. Biarin aja kita nikahnya nanti ... asal kita nggak berurusan dengan polisi,” tolak Lyona tegas.
Brian jengkel mendengar penolakan Lyona, tapi dia mencoba bersabar agar Lyona mau menuruti kemauannya.
“Nggak akan di penjara. Kan kamu istri dan cucu menantu mereka. Kamu juga punya hak yang sama setelah kamu nikah sama Zavian. Lagian mereka itu kaya banget, uangnya nggak kehitung. Kalau kamu cuma ambil satu atau dua milyard, mereka pasti nggak akan tahu.”
Lyona terdiam. Apa yang dikatakan oleh Brian memang benar, tapi tetap saja dia tidak cinta pada Zavian dan dia tidak mau menikah dengannya.
Melihat Lyona diam, Brian kembali mempengaruhi Lyona.
“Lagian kalau kamu nggak terima perjodohan itu, kamu juga akan disiksa sama paman dan bibi kamu kan? Lebih baik kamu terima aja. Ada banyak keuntungan terima perjodohan itu,” bujuk Brian lagi.
“Keuntungan apa?”
“Selama kamu jadi istri Zavian, kamu bisa lakukan ini....”
Brian pun memberitahu apa saja yang bisa dilakukan oleh Lyona. Lyona mendengar dengan seksama dan mulai memikirkan apa saja yang dikatakan oleh Brian.