Sheila menyembunyikan testpack yang sudah dipakainya tadi di dalam kantong dan menaruhnya di dalam tas. Bibirnya terus saja tersenyum meski dadanya berdegup kencang. Dia begitu gugup sekaligus penasaran dengan reaksi Jaka nanti. Istri Jaka itu duduk dengan cemas di ujung kasur. Suaminya masih di restoran hotel dengan Haris membahas pekerjaan. Dia sendiri tadi keluar dengan Bu Wiwid dan mamanya ke apotek dan langsung ke dokter kandungan. Untung saja suaminya itu sibuk hingga tidak ada yang merecokinya untuk kembali ke hotel. Sheila mengingat-ingat nasihat sang dokter tadi. Ternyata flek yang sering dialaminya itu akibat gempuran sang suami saat mereka sedang bersama. Dorongan dan cairan milik lelaki itu bisa berakibat fatal bagi janin. Jadi tadi Sheila disarankan untuk tidak terlalu serin