Jaka sampai di Surabaya tepat pukul sembilan kurang sepuluh menit. Tanpa membuang waktu, Jaka segera menuju apartemen untuk sedikit membersihkan diri dan mengganti bajunya. Ponselnya tiba-tiba berdering saat dia merapikan rambutnya. Jaka sengaja mengacuhkannya karena dia tahu itu adalah Haris. Jaka kini sudah siap. Dia memakai kemeja berwana biru terang yang dipadupadankan dengan celana panjang berwarna putih gading. Dia sengaja melewatkan dasi dan blazer karena tidak ingin menampilkan kesan yang terlalu formal. Sebuah jam dari bahan kulit menghiasi tangannya yang berotot. Setelah yakin dengan penampilannya, Jaka keluar dari apartemennya. Sambil berjalan menuju mobilnya, tangannya meraih earpods, memasangnya, dan menekan nomor Haris. Belum sempat Jaka bersuara, Haris sudah mencecarnya. “A