Gita tak mengunyah makanannya dengan benar, menelan paksa ke tenggorokan. Meski perutnya sangat lapar, karena cacing di dalam sana sudah meraung-raung minta jatah, dia sama sekali tak berselera menikmati makanan yang cukup menggugah selera. Iya, sih makanannya enak, cuma momennya nggak pas. Bayangkan saja si Gita disuruh jadi obat nyamuk, menemani Bara yang tengah sarapan bersama dengan Moza. Benar-benar situasi yang canggung bagi dirinya.
Gita tak pernah lupa ucapan wanita itu tempo hari waktu di pesta pernikahan sepupu Bara, jelas sekali kalau wanita itu sangat tidak menyukai dirinya. Apalagi kata-kata yang keluar dari mulutnya seperti peringatan keras bagi Gita yang kehadirannya dianggap ancaman oleh Moza. Padahal siapa juga yang mau sama Bara, dikasih juga Gita nggak mau. Tapi bohong!
