“Ups!” Val merasa tubuhnya ditarik ketika sebuah mobil yang hampir menyerempetnya melewatinya begitu saja. “Sepertinya kita selalu didekatkan oleh hal-hal yang bernama kecelakaan.” Suara Pak Tito membuatnya melepaskan diri dari tangan yang sedang melingkar di pinggangnya. “Ma-maaf, Pak. Eh, te-terima kasih,” kata Val terbata. Entah kenapa dadaanya berdebar ketika berhadapan dengan Pak Tito dalam jarak sedekat ini. “Kamu … nggak papa, kan?” “Sa-saya baik-baik saja.” “Emh, yang tadi di depan kamar mandi itu … kamu nggak papa, kan?” Val memandang Pak Tito, mungkin sekarang wajahnya sudah merah mengingat bagaimana kondisinya tadi ketika bertemu Pak Tito. Dia sedang menutupi dua gunung kembarnya dengan telapak tangan ketika bertatapan tadi. Pasti Pak Tito merasa aneh dengan sikapnya itu