Karena perkataan Queen pagi tadi, Ara menjadi kikuk bertemu dengan Falah. Ia takut apa yang Queen katakan benar. Walaupun Ara tidak yakin mengapa pria muda seperti Falah bisa mengagumi wanita dewasa beranak dua seperti Ara. Padahal, di kantornya, masih banyak karyawati lain yang jauh lebih muda dan belum menikah, mereka semua terlihat cantik melebihi dirinya. Ara menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan semua pertanyaan konyol yang dari tadi seperti terngiang di kepalanya. Sesekali Ara melirik ke meja Falah, lelaki berjas abu itu terlihat biasa saja, kedua matanya lurus menghadap ke layar laptop yang sedang ia kendalikan. Ara membuang tatapannya, karena terdengar suara dehaman yang cukup keras, membuat Ara terkejut mendengarnya. “Kamu sedang melihat apa, Ra?” tanya Edward y