Dalam deru mesin jet pribadi yang membelah langit malam, Xaquille duduk tenang di kursinya.
Pemandangan bintang yang bersinar di luar jendela tidak mampu menenangkan hatinya yang bergelora.
Di hadapannya, Nixie duduk dengan kepala bersandar pada sandaran kursi, wajahnya menghadap ke luar jendela.
Dalam keheningan ini, ada jarak tak terlihat yang memisahkan mereka, jarak yang lebih dari sekadar ruang fisik.
Xaquille mengamati Nixie dari sudut matanya. Di bawah cahaya lembut kabin, wajahnya tampak tenang, namun dia tahu betapa besar rasa sakit yang Nixie simpan.
Hati Xaquille terasa perih setiap kali melihat ekspresi dingin yang Nixie tunjukkan padanya.
Seolah-olah Nixie adalah orang asing yang tak pernah dikenalnya. Namun, dia paham, ini bukan kesalahan Nixie semata.
Nixie berus
