"Ridho," panggil Kanaya yang setengah berlari mengejar Ridho. Ridho tetap berjalan menuju ruanganya. Ia mengabaikan suara perempuan yang jelas bukan suara istrinya. Ridho sedang kecewa pada mahasiswanya terutama pada Yoan yang sama sekali tak memperhatikan dirinya selama di Kelas. "Ridho!" panggil Kanaya lagi dengan langkah lebih cepat sambil menarik lengan Ridho yang kekar. Lengan yang dulu sering ia puji karena kokoh dan kuat setiap kali Kanaya kelelahan setelah sesi pemotretan. Ridho tidak akan malu menggendong Kanaya menuruni anak tangga dan mengantarkan pulang. Tidak ada lelaki sebaik dan seperhatian Ridho. Ridho menghentikan langkahnay dan menepis tanagn Kanaya. "Ada apa? Ini Kampus, Naya! Bukan tempat untuk teriak -teriak!" ucap Ridho tegas. "Terus? Klaua aku butuh kamu untuk b