“Ohh Sayang … ohhh ….” Suara wanita yang jelas itu adalah suara Tiara. “Tiara … ohhh … ummhhh ….” Dan itu adalah suara Edwyn. Disusul dengan desahan-desahan Tiara yang terdengar sampai keluar jendela. Eric geleng-geleng kepala, dia memilih jongkok di bawah jendela. Terpaksa harus mendengar lenguhan dua orang yang sedang memadu cinta di dalam kamar. Eric bertekad harus mendapatkan petunjuk, apapun itu, barulah dia pergi dari rumah Edwyn. Dia berusaha diam dan hanya mendengarkan saja. Tidak ada niatan sama sekali untuk mengintip ke dalam. Eric hanya butuh petunjuk awal, dan dia cukup menguping pembicaraan Edwyn saja, itu tujuannya. “Ohh Sayang, nikmat sekali. Nanti kalau kita sudah menikah, kamu jangan KB lagi dong, yah. Aku ingin punya anak dari kamu, Sayang. Anak laki-laki.” Terdengar