Dimas masih dengan senyumnya, mengulurkan tangan pada Wina. Karena mengutamakan kesopanan, Wina segera membalas uluran tangan Dimas untuk bersalaman. Meskipun bagi Wina senyuman Dimas tampak seperti pria genit. Bahkan kalau tidak salah lihat, tadi Dimas sempat mengedipkan sebelah mata padanya.
“Jadi, Dek Wina ini yang selalu membantu Bu Atika di sini, ya? Umm … maaf kalau saya panggil dek, karena saya sudah 33 tahun, sedangkan Dek Wina kelihatan masih sangat muda. Jadi—”
“Dua puluh lima tahun,” ucap Wina dengan nada dingin.
“Maaf?” Dimas kelihatan bingung, dia kurang paham apa yang dikatakan oleh Wina.
“Umur saya dua puluh lima tahun.”
Dimas menaikkan kedua alis. “Ohh ya benar dugaan saya berarti, kamu masih sangat muda bagi saya. Ehm … Dek Wina—”
“Tolong panggil saya langsung nama
