BAB 76. Itu Bisa Diatur

1056 Words

Melihat Wina telah jalan mendekat, segera Dimas membukakan pintu penumpang depan. “Terima kasih,” ucap Wina lalu masuk ke mobil. Mobil mulai melaju meninggalkan halaman panti asuhan. Dari balik gorden jendela, Atika tampak tersenyum licik. Bayangan uang puluhan juta sudah di depan mata. Seketika Atika merasa badannya menjadi bugar. Kemarin dia sempat drop juga disebabkan pikiran yang pikiran yang suntuk selama berbulan-bulan, sebab donatur panti sempat macet beberapa orang. Dan juga telah agak lama dia belum ‘menjual’ lagi anak panti remaja pada calon suami hidung belang. “Ibu lagi apa?” Atika tersentak. Segera dia tutup gorden lalu memasang senyum yang hangat. “Dita, sini Sayang! Ini Ibu cuma lagi cek kaca jendela sudah kotor lagi atau belum. Kamu sudah mandi belum, Sayang?” Atika me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD