Berdamai sebentar

1074 Words

Keesokan paginya, Malika terbangun dengan pandangan sedikit mengabur. Dia mengerang menahan sakit kepala yang menderanya. “Di mana ini?” gumam Malika yang mulai menyadari kalau dia sedang tidak berada di kamarnya. Dengan perasaan masih belum nyaman, wanita itu mencoba untuk bangkit, tapi segera sebuah sosok mendatanginya untuk mencegahnya bangun. “Kamu belum boleh bangun, Malika,” ujar Rivaldi dengan nada suara yang sangat lembut dan membujuk. Dengan hati-hati dia membaringkan kembali tubuh Malika yang lemah ke atas kasur. Seolah-olah memperlakukan kaca yang rapuh. “Apa yang terjadi denganku?” tanya Malika kebingungan. Dia melihat sebelah tangannya yang sudah terpasang jarum infus. Lalu, dia menatap lagi ke arah suaminya. Rivaldi duduk di kursi dan mulai menjelaskan apa yang terjadi ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD