Bab 5

886 Words
Tidak Gay. Aktor Tampan Samuel Jonathan Ternyata Berkencan dengan Putri Sutradara Ternama Dimas Salvadora. Mulut Vanya langsung ternganga karena syok membaca berita pertama yang muncul pada bagian trending topic. Nyawanya bahkan serasa melayang sesaat karena rasa terkejut yang menyerangnya saat ini. “Vanya, Vanya,” panggil Rino sambil melambaikan tangannya di depan wajah gadis tersebut. Panggilan Rino membuat Vanya langsung tersadar dari lamunannya. Dengan cepat, gadis itu membuka artikel tersebut untuk melihat bagaimana berita itu ditulis. Sekali lagi, Vanya rasanya seperti ingin tenggelam ke dasar bumi saat melihat dua foto yang ditampilkan dalam artikel tersebut. Foto pertama memperlihatkan Samuel yang tampak merangkul mesra pinggangnya, dengan wajah mereka yang saling bertatapan dekat. Sementara pada foto kedua, posisi tubuh mereka terlihat seperti sedang berciuman. Dilihat dari pakaian mereka di foto itu, Vanya langsung tahu bahwa kejadian semalam ternyata dipotret secara diam-diam oleh seorang wartawan. “Gue nggak nyangka kalau sifat ketus lo ke Samuel Jonathan itu cuma pura-pura buat nutupin hubungan kalian,” ujar Rino dengan nada menggoda. Vanya mengalihkan pandangannya dan menatap tajam ke arah Rino yang duduk di sampingnya. “Bisa diem nggak lo,” bentak Vanya dengan suara keras. Bentakan tersebut tentu saja mengejutkan bukan hanya Rino, tetapi juga semua orang yang ada di ruangan tempat Vanya berada saat ini. Ketika kembali melihat layar ponselnya, Vanya menyadari bahwa berita tentang dirinya dan Samuel benar-benar heboh di internet. Bahkan, artikel yang ia baca saat ini sudah dikomentari hampir sepuluh ribu orang dengan berbagai pendapat. Pantas saja saat tiba di kantor, ia merasa terus diperhatikan oleh orang-orang sekitar ketika menuju ke ruangannya. Siapa sangka, dalam sehari, dirinya sudah menjadi bahan perbincangan hangat semua orang yang mengenal Samuel Jonathan. “Sial banget sih gue hari ini,” gerutu Vanya sambil menundukkan wajahnya di atas meja, meratapi nasib sialnya. ***** “Vanya Ria Salvadora.” Suara seseorang yang memanggil namanya dengan nada tegas membuat gadis itu refleks mengangkat kepalanya. Ia langsung memasang senyum terpaksa saat melihat seorang wanita dewasa berdiri di samping mejanya, dengan tangan terlipat di depan d**a dan tatapan tajam yang menembus wajahnya. “Pa... pagi, Mba Putri,” ucap Vanya dengan terbata sambil berusaha tersenyum lebar pada atasannya itu. Putri Sari hanya memasang wajah datar, tidak membalas senyum Vanya. “Ke ruangan saya. Sekarang,” perintahnya dengan nada tegas sebelum berbalik dan berjalan lebih dulu. Sambil menghela napas berat, Vanya segera berdiri dan mengambil iPad miliknya. Ia sempat melihat beberapa rekan kerja yang memberikan tatapan penuh simpati padanya. Setelah membalas senyum mereka sekilas, Vanya berjalan menuju ruang kerja Mba Putri. Ia menarik napas panjang saat sudah berdiri di depan pintu. “Mba Putri,” panggil Vanya pelan begitu masuk ke dalam ruangan. “Duduk,” perintah Putri sambil menunjuk kursi di depan mejanya. Vanya langsung mengangguk dan menempati kursi tersebut. Kini mereka duduk berhadapan. “Ini artikel yang sudah saya buat, Mba. Bisa diperiksa dulu,” ucap Vanya, sambil menyerahkan iPad-nya dengan ragu-ragu. Wanita yang berusia lima tahun lebih tua dari Vanya itu langsung mengambil iPad tersebut dan mulai membaca isi artikel. Lima menit berlalu dalam kesunyian. Putri fokus membaca, sementara Vanya duduk dengan was-was dan penuh ketakutan. Rasanya benar-benar sial bagi Vanya. Ia harus menerima omelan atasannya di tengah suasana hati yang sudah hancur karena berita konyol tentang dirinya dan Samuel Jonathan. ***** Di tempat lain, seorang pria yang duduk di kursi penumpang depan sebuah mobil tampak tertawa bahagia melihat layar ponselnya. Ia membaca berbagai komentar dari sebuah berita dengan wajah sumringah. “Nggak nyangka ide keren lo bener-bener mujarab, bro,” ujar pria yang tertawa itu sambil melirik ke kursi belakang, tempat duduk Samuel Jonathan, yang tengah asyik membaca naskah. Mendengar perkataan asistennya, Samuel tersenyum tipis. Ia memilih tidak berkata apa-apa dan tetap fokus membaca. “Sekarang gue udah bisa kerja dengan tenang, karena nggak akan ada lagi yang mencurigai gue,” ujar pria bernama Tino dengan wajah puas. Pria yang duduk di kursi kemudi tertawa mendengar hal itu. “Emang kenapa? Lo nggak seneng digosipin sama aktor ternama di Indonesia?” “Diem lo,” ujar Tino dengan nada sinis pada pria yang duduk di sebelahnya. Pria itu adalah Putra Regar, sahabat sekaligus manajer Samuel. Beberapa hari terakhir, Tino memang merasa sangat kesal setiap kali menemani Samuel ke lokasi syuting. Semua karena berita konyol tentang dirinya dan Samuel yang beredar di kalangan penggemar dan netizen. Bagaimana bisa pria normal seperti dirinya malah digosipkan menjalin hubungan hanya karena Samuel tidak pernah terlihat dekat dengan perempuan? “By the way, gue penasaran deh, bro. Kenapa lo nggak pake cewek lain aja buat berita hubungan lo? Kenapa malah ngejebak anaknya Om Dimas?” tanya Tino penasaran. “Padahal setahu gue, dia itu nggak suka banget sama lo.” “Cewek mana yang nggak seneng digosipin sama seorang Samuel Jonathan?” sahut Putra dengan nada menggoda. Samuel tersenyum penuh arti mendengar ucapan manajer dan asistennya itu. “Nggak ada cewek lain yang lebih cocok selain dia,” jawabnya singkat. Jawaban itu tentu tidak memuaskan rasa penasaran kedua pria yang duduk di depan. Tapi mereka memilih diam dan tidak bertanya lebih jauh, karena sudah paham betul dengan karakter Samuel. “Oh iya, gue lupa bilang. Tadi pas lo masih syuting, Om Dimas nelpon. Dia bilang, kalau kerjaan hari ini udah beres, lo disuruh datang ke rumahnya.” Samuel langsung mengangguk pelan, menandakan bahwa ia mendengar dan akan melakukannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD