Biantara tidak bisa mengenyahkan pertemuannya dengan Kasih tadi siang di lift. Jika biasanya Kasih tidak terlalu sering menunjukkan ekspresi tertentu, tapi tadi ketika bertemu dengan Biantara di lift, Kasih terlihat begitu marah. Ekspresi wajahnya cukup menyeramkan. Walaupun Kasih hanya diam. Tapi, sorot matanya tampak seperti ingin membunuh orang. Auranya pun terasa dingin dan menakutkan. Biantara jadi takut kalau tiba-tiba saja Kasih melakukan hal nekat hanya untuk memuaskan rasa kesalnya. Biantara menggelengkan kepala, mengenyahkan segala pikiran tentang Kasih. “Bukan urusan gue,” gumamnya mencoba untuk tidak peduli dengan karyawannya itu. Hanya saja, setiap kali Biantara mencoba untuk tidak memedulikan Kasih, ia malah semakin penasaran dengan perempuan itu. Biantara menghela na