5. Pergi Sembunyi Darimu!

1280 Words
Wulan telah memutuskan kalau insiden malam itu untuk dia anggap tidak pernah terjadi sama sekali, tidak peduli apa yang Wulan pikirkan dalam hatinya dia selalu bisa menyembunyikan segalanya melalui ekspresi wajahnya. Sebelum pergi ke pertemuan subkontraktor bersama Cakra, mereka tinggal di dalam lift. Wulan tidak membuka percakapan sama sekali dan Cakra melirik ke arah dirinya beberapa kali melalui ekor matanya. Wulan bisa merasakan mungkin Cakra ingin mengambil inisiatif untuk membuka percakapan dengan dirinya tapi Cakra tidak membuka bibirnya sama sekali. Wulan berpikir semua itu baik untuk mereka berdua, hanya memiliki hubungan sederhana antara atasan dan bawahan seperti sebelumnya. Ada beberapa orang di dalam ruang rapat, mereka merupakan perwakilan dari subkontraktor. Beberapa dari mereka pernah berhubungan dengan Wulan sebelumnya, dan beberapa tidak Wulan kenal. Namun, mereka semua tahu bahwa Wulan baru saja dipromosikan menjadi direktur industri. Ketika Wulan masuk ke dalam dan berdiri di belakang Cakra, mereka semua langsung berdiri untuk memberikan hormat pada Wulan. Satu orang di antara mereka yang sudah mengenal Wulan segera berkata, “saya akan memanggil Nona Wulan dengan sebutan Direktur Wulan mulai sekarang. Ketika saya bekerja dengan Nona sebelumnya, saya berpikir Nona Wulan memang berprestasi.” Selanjutnya dia berkata kepada Cakra dengan akrab. “Bakat Direktur Wulan sangat jarang dimiliki orang, ini sangat istimewa. Manajer Cakra memiliki Direktur Wulan di sisinya.” Cakra memperlakukan subkontraktor dengan sikap juga kedekatan tertentu, semua yang Cakra lakukan terbilang bagus! Di tempat kerja Cakra juga selalu pandai menempatkan dirinya, dan saat bersama keluarganya Cakra juga bisa bersikap lebih dekat dan hangat. Wulan sudah sering menemani Cakra dalam pesta makan malam sebelumnya, para gadis merasa dirugikan dalam acara tersebut. Wulan harus berhati-hati dan membatasi minuman yang akan diminum Cakra. Wulan juga tahu kalau Cakra harus tetap berhati-hati agar tidak bertindak yang memalukan. Namun setelah Wulan dipromosikan. Pesta makan malam mungkin bukan hal harus dihindari oleh Wulan. Setelah rapat hari itu, seorang subkontraktor menambahkan Wulan ke dalam grub chat untuk kepentingan pekerjaan. Tidak lama setelah itu salah satu dari mereka mengirimkan Wulan pesan. “Kapan kamu senggang, bagaimana kalau makan bersama?” Subkontraktor seperti mereka bekerja sama dengan perusahaan satu provinsi, dan mereka semua merupakan perusahaan yang sudah bekerja sama berkali-kali. Hampir semuanya memiliki kualifikasi. Juga banyak perusahaan yang memenuhi syarat, kenapa harus menyulitkan diri untuk membuatnya terlihat seperti tekanan pada hal-hal pribadi? Semua tawaran terbuka dan ada di dalam genggaman Cakra. Ada juga proyek sekitar kota, tindak lanjut dari proyek sebelumnya, jika proyek tersebut lancar maka akan berlanjut ke tingkat yang lebih luas. Itu mereka lakukan untuk mendapatkan nilai terbaik dan agar bisa bertemu langsung dengan Cakra untuk melakukan kerja sama. Tebakan Wulan proyek kali ini segera ditandatangani karena memang sudah lulus pemeriksaan, serta semuanya sudah diselesaikan Cakra jauh-jauh hari sebelum pertemuan sore ini. Juga perusahaan lain yang datang mungkin masuk dalam penawaran yang sama. Setelah acara selesai, Wulan keluar dari dalam ruangan dan dia melihat Cakra pergi terlebih dahulu, pria itu menyulut rokoknya dan berdiri di dekat jendela yang ada di sudut koridor. Melihat Wulan sudah keluar, Cakra mengambil rokoknya dan mematikannya lalu mengikuti Wulan masuk ke dalam lift, berjalan bersama Wulan. Tindakan itu terlihat seolah Cakra merokok lantaran menunggu Wulan secara khusus. Mereka berdua sama-sama bungkam dan tidak membuka percakapan sama sekali. Di dalam ruang sempit itu Wulan bisa mencium aroma daun mint, aroma tubuh Cakra, serta asap rokok. Cakra melirik ke arah Wulan beberapa kali melalui ekor matanya, dan Cakra melihat seolah-olah Wulan sepertinya sungguh menyatakan kebenaran tentang malam yang sudah mereka lewati bersama, bahwa Wulan memang tidak ingat apapun, serta tidak mengenali siapapun saat terjaga dari atas ranjangnya. Cakra menggelar banyak pertemuan pada hari Senin, dan dia tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan Wulan. Setelah kembali ke kantor, Cakra melanjutkan pertemuan yang sudah terjadwal dalam buku catatan miliknya. Setelah dua hari berlalu seperti itu, seperti yang diharapkan Wulan. Cakra segera menandatangani subkontrak dan proyek akan segera dilangsungkan pada keesokan harinya. Wulan muncul di perusahaan pada hari Kamis pagi, lalu mengisi formulir untuk melakukan perjalanan bisnis. Wulan berkata pada seniornya, Bu Mela bahwa dia pergi untuk melihat lebih jauh perkembangan proyek yang sedang berlangsung. “Saya ingin belajar lebih banyak, Bu.” Itu yang Wulan katakan pada Mela. Mela mendukung Wulan dan memberikan semangat padanya. “Ya, kamu masih muda dan harus banyak menambah wawasan. Itu sangat bagus, gadis muda memiliki banyak semangat untuk belajar serta menambah pengalaman.” Ujarnya dengan senyum cerah. Mela hampir seusia dengan ibu Wulan, mungkin satu atau lebih muda dari ibu Wulan. Wulan selalu memiliki penampilan polos dan bekerja keras sejak masuk ke dalam perusahaan. Dia sering datang ke departemen Mela untuk membantu serta bekerja untuk mereka demi belajar. Wulan memiliki banyak kenalan di sekitar, dan di dalam perusahaan dia cenderung memiliki sikap hangat dan akrab. Karena itu juga Wulan terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan peserta lain saat dipromosikan oleh Cakra. Wulan sering lembur bekerja, dan mempelajari banyak hal yang bisa dia pelajari untuk mendukung kemajuan prestasinya, semua yang dia lakukan tidak sia-sia. Kini semua itu sangat berguna bagi Wulan untuk berjalan lebih jauh selangkah ke depan. Jadi ketika Wulan berkata untuk pergi menuju lokasi, tidak ada seorangpun yang berpikiran seperti dirinya. Bahkan Yasmin yang bersaing dengan Wulan di departemen, menjadi semakin lamban. Saat Cakra tidak datang di pagi hari, Wulan mendengar Yasmin mengeluh kepada Budi tentang pekerjaannya yang terlalu banyak dibebankan padanya. Wulan mengabaikan semua itu. Terkadang Wulan bertanya-tanya kenapa Yasmin ingin bersaing dengan dirinya? Lalu untuk mendapatkan posisi direktur industri Yasmin sangat bersemangat untuk menyingkirkan Wulan. Wulan bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah Yasmin pikir Cakra merupakan orang bodoh yang tidak bisa mengetahui tindakan curang yang Yasmin lakukan hanya untuk menyingkirkanku?” Wulan tiba di lokasi, ternyata wilayah yang dia datangi merupakan wilayah terpencil dan sulit untuk mendapatkan alat transportasi untuk tiba di sana. Wulan membawa dokumen tentang kemajuan proyek, pihak lain yang ikut terlibat sedang dalam perjalanan menuju ke sana. Subkontraktor tersebut salah satu orang yang dia temui kemarin dalam acara pertemuan. Dalam hatinya bertanya-tanya, Wulan datang pasti untuk mengawasi setiap pekerjaan yang akan dilakukan dan dia merasa cemas jika sampai melakukan kesalahan. Padahal aslinya Wulan pergi ke lokasi hanya demi menghindari pertemuan antara dirinya dengan Cakra! Lebih tepatnya Wulan sedang bersembunyi dari Cakra. Selain itu, Wulan tidak tahu banyak tentang proyek yang sedang berlangsung di lokasi tersebut. Wulan hanya berpikir dengan begini Wulan bisa tinggal di lokasi selama kurang lebih sekitar dua hari. Pada hari pertama, Cakra mendengar dari Bu Mela tentang Wulan yang sedang keluar perusahan karena ingin lebih banyak belajar agar bisa memiliki banyak pengalaman seperti Bu Mela. Keesokan harinya Cakra juga mendapati Wulan belum kembali, jadi dia tidak berkata apa-apa. Hari Jum’at Wulan berniat kembali langsung dari lokasi ke perusahaan, akan tetapi Cakra menelpon. “Perusahaan pusat ingin melaporkan semua kemajuan proyek tahun ini sampai hari ini, laporkan! Berikut laporan keuangan serta dana yang keluar. Kamu harus memberitahu semua perusahaan cabang untuk melaporkannya serta mengirimkan datanya, kamu juga harus membuat laporan secara ringkas dan melaporkannya ke perusahaan pusat!” Wulan dengan tergesa langsung menelepon lebih dari satu lusin nomor pada daftar yang harus dia hubungi dari dalam angkutan yang sedang dalam perjalanan menuju ke kota. Di saat semua orang sedang dalam perjalanan menuju ke tempat kerja mereka masing-masing, dan Wulan mendengar mereka semua mengeluh tentang hal itu. Laporan dadakan memang sudah biasa terjadi di perusahaan pusat. Ada waktu untuk melapor di tengah malam, dan karena itulah Wulan dan Cakra memilih lokasi tempat tinggal yang dekat dengan perusahaan. Juga karena bisa sewaktu-waktu kerja lembur karena memang jarak yang tidak terlalu jauh. Ketika sampai di perusahaan, lampu dalam ruangan departemen Cakra masih menyala. Wulan mengetuk pintu untuk menyapa lalu memberitahu Cakra kalau dirinya akan kembali bekerja lembur. Cakra segera menjawab, “cepat lakukan, perusahaan pusat sangat terburu-buru!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD