Bukan Tamu Biasa.

1150 Words

Di halaman kecil rumahnya, Kayla sudah melompat-lompat seperti kelinci, mengenakan kaus bergambar unicorn dan legging pastel yang membuatnya tampak seperti pelangi kecil yang bergerak. Boneka kuda terbang dari plastik tak pernah lepas dari pelukannya. “Ranuuu! Ranuuu, main yuk!” teriaknya riang, suaranya memecah kesunyian pagi yang masih lembut. Jayne tersenyum kecil, matanya ikut hangat melihat anak perempuan itu. Ada sesuatu pada Kayla—cara dia membawa keceriaan tanpa beban—yang selalu membuat hati Jayne merasa lega. Pagar rumah bergemerincing pelan saat Elang membukanya dari dalam. “Pagi, Jane,” sapa Elang sambil sedikit membungkuk. “Pagi,” jawab Jayne. Tanpa disuruh, Ranu sudah maju lebih dulu dan mencium tangan Elang dengan sopan. Setelah itu, ia berlari kecil masuk ke halaman un

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD