52. Aroma Telon dan Bedak

1130 Words

Dering telepon yang tiba-tiba terdengar, menyentak Anya dari kesedihannya. Buru-buru ia menghapus air matanya, dan mengatur nafasnya sebelum kemudian berjalan menghampiri pesawat telepon yang tergantung di tembok. “Halo?” jawabnya dengan suara parau yang kemudian berusaha ditutupinya dengan berdehem. “An?” Suara  seorang pria menyebut namanya. Nadanya yang sangat familiar membuat jantung Anya membeku. “Jack?” “Ya, ini aku…. Ama… uhm… ia meninggal, An.…” Terdengar desahan nafas Jackson yang terasa berat sebelum ia kemudian melanjutkan, “Aku tidak tahu mengapa aku menelponmu… Aku… aku…” Suara Jackson yang mendadak terisak membuat hati Anya ikut terasa teremas. Bagaimanapun keluarga Han sudah dianggapnya keluarga sendiri. Berita kepergian Annie, tentu saja membuatnya ikut bersedih. “A

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD