Nakal dan Menggemaskan

1241 Words

POV Zein Setelah tragedi yang menyesakkan itu, aku kembali ke kehidupanku. Kami sudah tiba di Bandung dan Zee berhasil membuat kejutan untukku. Sungguh tidak ternilai bahagianya. Zee menatapku dengan pandangan tegas, tangan terlipat di depan d**a. "Pokoknya Mas nggak boleh kerja dulu," katanya, menatapku tajam—duduk di atas kasur—sebelumnya kami sempat berpeluk mesra berdua. "Tapi Mas sudah sehat, Zee," balasku, mencoba meyakinkannya. "Enggak ada tapi-tapian. Kesehatan Mas lebih penting. Kita tunggu sampai Senin depan, oke?" Zee menekankanku. Aku menghela napas panjang. Meski tahu Zee benar, aku tetap merasa frustrasi. Namun, tak ada yang bisa kulakukan selain menurut. Zee merebahkan kembali tubuhnya di depanku—bermanja ria dan tangannya mulai nakal membelaiku. “Lagi pula Kak Damar s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD