Episode 5

1271 Words
Jam makan siang telah tiba,segera para karyawan kantor berhamburan mencari sesuatu untuk mengisi perut mereka yang lapar,termasuk Adell. "Adell!!" Gertak seorang dibelakang Adell memecah lamunannya. "Daffa! Bikin kaget aja !" Protes Adell. "Unch... yang cantik marah," Goda Daffa. "Mut,aku dengar kamu diangkat jadi sekretaris CEO perusahaan ini? itu benar ?" Tanya Daffa penasaran. "Ya gitu deh fa," Jawab Adell malas. "Bukan harusnya kamu senang ya?" Heran Daffa. "Gimana mau senang, orang ini nyebelin banget! udah dingin, cuek,suka pemaksaan lagi,siapa orang yang mau jadi sekretaris nya ?!" Ucap Adell penuh emosi. "Hahaha! kok kamu mau?" Daffa terkekeh mendengar sahabatnya ini berceloteh tanpa henti. "Aku diancam d pecat tau!" Kesal Adell. Daffa tertawa puas di depannya. "Sama nyebelinnya!" Adell mengerucutkan bibirnya seketika. "Ga usah manyun,udah biarin aja,namanya juga bos,suka seenaknya,ya udah ayo kita makan ? aku udah laper nih,udah pesan belum?" Tanya Daffa. Adell menggelengkan kepalanya malas. "Ya udah aku yang pesan ya? Seperti biasa kan?" Ucap Daffa karena dia tau apa makanan yang biasa Adell makan. _ Erland pov kriett.. (bunyi pintu terbuka) Aku mendengar seseorang mendekat, langkahnya terdengar jelas menuju meja kerjaku, ketika itu aku sedang sibuk dengan komputer ku. "Heh !! Belum makan Lo ?!" Tanya Rio. "Belum laper," Ucapku seadanya. "Dasar maniak kerja,ini buat lo." Rio menyodorkan sebuah box lunch didepanku. Aku melirik sebentar apa yang diberikan Rio. "Apaan ini?"tanyaku aneh. "Lo buka aja sendiri" "Waaahh,makanan kesukaan gue ni,thanks ya yo!" Ucapku senang, cuma Rio yang tau apa yang ku mau. "Iya sama sama,gue tau lo sibuk,makannya gue bawain makanan kesini," Jawab Rio,yang dengan santai nya duduk diatas meja kerjaku. Tak apa sudah biasa. "Lo emang tau aja apa yang gue rasain." Kenang Erland. "Hahaha gue!" Kekeh Rio mantap. Memang Rio lah yang paling tau seperti apa aku,yang gila kerja namun masih butuh perhatian. Keduanya telah berteman dari jaman sekolah menengah,amaka tak heran jika Rio bisa berkelakuan sesukanya dihapan Erland. "Ya udah gue keluar ya ? oh iya gue kirim lewat email ya soal si Adell?" Ucap Rio sambil berlalu dari ruangan ku. "Ya sip,thank's.." Aku mengacungkan jempol ke udara. Segera aku menyantap makanan kesukanku pemberian dari Rio,lauk yang kumakan adalah ikan gurame renyah dipadukan makanan kecil lainnya,Aku tak menyukai pedas,tak ada satupun cabai dalam makananku. _Adell pov Hari telah berlalu menunjukkan pukul 16.30. Waktu para karyawan segera pulang,tidak dengan aku yang harus lembur karna banyak pekerjaan yang harus diselesaikan saat ini juga. Hari pertamaku sebagai amat sangat menyebalkan! lihat? Hari pertama dia memberiku segudang pekerjaan! Yang seharusnya aku bisa pulang lebih awal,menjadi mundur beberapa jam. Keterlaluan sekali! (Bunyi ponsel bergetar) "Hallo fa?" Ucapku mengangkat telpon dari Daffa. "....." "Maaf ya fa,aku lembur malam ini," "...." "Ga usah fa,aku bisa kok sendiri,iya gak apa apa," ",,,," "Iya iya siap," Ucapku menutup telepon. Daffa menelpon ku,menanyakan apa aku mau dijemput atau tidak. Aku menarik nafas pelan,menutup mata sejenak menghilangkan rasa lelah setelah seharian bekerja. "Huahh !! bisa bisa nya dia ngasih aku pekerjaan sebanyak ini !" Dengus Adell kesal. "Aku juga lapar,tapi mau gimana lagi kerjaan ini harus cepet selesai,supaya aku bisa pulang lebih cepat." Gumamku. Aku memang lapar, bayangkan saja dari jam satu siang sampai semalam ini aku hanya terduduk di kursi kerja. Untung mentalku bukanmental jompo! tulangku masihkuat menahan rasa sakit akibat seharian duduk. Tak seperti Mia yang akan mengeluh setelah seharian duduk. Tok tok tok (bunyi ketukan pintu) "Masuk" Aku membulatkan mata ketika tahu siapa yang barusan mengetuk pintu. "Bapak? ada apa pak?" Tanyaku heran. Erland tak langsung menjawab pertanyaanku,dia langsung duduk di sofa tempat aku bekerja. Aku sedikit terbiasa dengan cuekan nya,aku mengerti tak mungkin orang nya ini langsung menjawab pertanyaanku,bisa hujan badai mungkin. "Saya bos kamu,terserah saya dong mau kemana saja saya mau," Dingin banget ngomong nya. "Dia nyebelin banget sih! sekalinya dijawab nyakitin hati." Batinku sedikit mendengus. "Dan satu lagi,kalau diluar jam kerja kantor,dan hanya ada saya dan kamu,jangan panggil saya bapak." Suruhnya. "Terus saya harus panggil apa?" Tanyaku bingung. "Panggil Erland aja," Cuek nya. "Gak mau ah ! saya gak bisa manggil bapak pake nama!" Tolak Adell "Panggil aja" "Saya panggil Abang aja ya? Gimana ?" Aku mengajukan solusi. "Nggak ! Kamu kira saya tukang baso !Panggil biasa aja." Balasnya. "Ya udah mas aja deh," Usulku. Dia malah diam, oke !! Aku anggap itu jawaban iya ! Masih dengan wajah dinginnya Erland menungguku sambil memainkan handphone miliknya. "Hmm,,ngomong ngomong bapak,eh maaf, mas ngapain masih disini?" Tanyaku dengan ragu dan terbata,aku takut kena semprotnya. "Kamu ngusir saya Adell?" Balas Erland tanpa memalingkan wajahnya. "Bu.. bukan begitu,saya kan cuma tanya aja," Jawab aku takut,aku sedikit aneh karna mendengar Erland menyebut namaku. "Saya menunggu hasil kerja kamu." "Dan saya juga punya sesuatu untuk kamu," Ucap Erland menghampiriku dan mendekatkan wajahnya,sontak aku kaget dan mencondongkan badanku kebelakang menjauhi wajah Erland. "M..mas mau ngapain?" Aku terbata dengan raut wajah ketakutan. Sreekk.. "Saya bawakan kamu makanan," Ucapnya menyodorkan sekotak makanan di depanku. Aku merasa lega,aku takut kalau kalau orang ini melakukan sesuatu yang aneh padaku. "Makan,saya ga mau karyawan saya sakit gara gara lembur dan tidak makan." Ucapnya dingin. "Tapi mas,saya masih banyak kerjaan." Sanggah Adell. "Makan dulu lalu lanjutkan lagi," Titahnya dingin. Aku tak mungkin menolak perintah orang ini,namun tak dipungkiri kalau aku juga lapar. Aku membawa makanan ini ke arah sofa untuk kumakan. "Mas sudah makan?" Tanyaku dengan hati hati. "Sudah," Jawabnya singkat. Aku tahu,bahwa sedingin dinginnya sang bos,tetap dia memiliki jiwa peduli yang tinggi. Aku melihat ada senyum tipis terpancar dari bibir Erland melihatku makan dengan lahap. Setelah selesai makan, aku kembali bekerja tentunya masih ditemani Erland,aku tak tahu mengapa Erland mau menemaniku kerja lembur,padahal harusnya dia pulang dan beristirahat di rumah. Jam menunjukkan pukul 20.30 malam,aku baru saja membereskan semua pekerjaan. "Ya ampun..capek bangett,akhirnya selesai juga!" Ucapku sambil menyilangkan jari untuk menghilangkan efek pegal. "Saya tunggu di mobil"pintanya dingin. Tak lama aku keluar dari kantor dan melihat Erland tengah menungguku dalam mobil. "Masuk." Tanpa membantah perintah Erland,aku pun masuk menaiki mobilnya. "Kenapa mas anterin saya pulang lagi?" Tanyaku heran. Diem lagi dia. "Saya ga mau karyawan saya pulang sendiri malam malam,kalau hilangkan saya juga yang repot" Jawabnya setelah lama diam sedari tadi. Dalam hati pengen banget nonjok lelaki dingin ini,tapi apa daya lelaki di depan ini adalah bosku. "Kalau bukan bos udah aku cekik ini orang!!" Batin Adell berapi api. _ Perjalanan pulang dilalui dengan saling diam,tak ada bahasan yang harus dibicarakan oleh mereka. Terlihat Adell begitu lelap tertidur dalam mobil begitu sampai dihalaman rumahnya. Setelah memasuki halaman rumah Adell ,Erland mencoba membangunkan Adell yang harus segera masuk,namu Adell tak bergeming dari tidurnya. Erland menyadari Adell kelelahan sedari tadi lembur. Terpaksa ia harus menggendong Adell kedalam. "Kamarnya dimana sih ?" Tanya Erland pada diri sendiri. Erland tak tahu dimana letak kamar Adell,dia berinisiatif membawanya ke atas,dan benar saja kamar Adell di atas. Ia memasuk kamar Adell yang penuh nuansa sejuk,dan menidurkan Adell dikasurnya. Baru kali ini Erland memasuki kamar perempuan selain mama nya. Ia sedikit melihat lihat kamar Adell,kamar yang sangat tertata rapi dan ia menyukainya,Erland pun berlalu meninggalkan Adell yang terlelap diranjangnya. Sejenak ia memandang wajah Adell yang sedang tertidur,melihat wajah nya yang polos kelelahan setelah Erland menyuruhnya lembur seharian. Menyentuh pipi mulusnya dengan lembut,Adell sedikit menggeliat dari tidurnya,sebelum Adell menyadari apa yang dilakukannya Erland segera pergi dari kamar Adell. - "Hah! lo jadiin Adell sekretaris lo? gue gimana? selama ini kan gue sekretaris lo eL?" Protes Rio. Bagaimana tidak,jabatannya digantikan oleh Adell sebagai sekretaris. "Lo jadi ob." Celetuknya. "El yang bener aja! bercanda lo!" Ucapannya membuat terkejut. Erland terkekeh mendengar teman karibnya mengoceh. "tenang aja,ada jabatan khusus kok buat lo! lagian gue bosen punya sekretaris laki-laki,kurang menarik!" "Sialan!' * * * To be continue . . . Thank you very much everybody 😘😘😘😘
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD