"Johan Dereck, ada tamu untukmu," terang seorang sipir, sebutan untuk petugas penjaga tahanan seraya membukakan pintu jeruji besi khas penjara. Johan sempat menautkan alis keheranan. Pasalnya, keluarga dekat yang tersisa hanyalah Flora, sang istri. Bahkan status pernikahan mereka diambang perpisahan karena Flora telah mengajukan gugatan cerai sejak Johan mulai di sidang. Terhitung dua bulan sudah—semenjak Johan menjalani hukuman penjara, sama sekali tak ada kolega atau keluarga jauh yang mengunjungi karena merasa jijik dengan perbuatannya. Johan mulai harus menerima takdir barunya yakni menebus dosanya dalam penjara. "Siapa yang mengunjungi ku?" tanya Johan penasaran. "Kau akan tahu nanti." Sang sipir berseragam khas wana hijau army menjawab pertanyaan Johan singkat kemudian menggiri

