Tatapan Elang Yang Membakar.

1130 Words

Tiba-tiba ruangan menjadi hening setelah Tedy pergi. Selin dengan ragu memasuki ruang kerja Vasko, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Ada sesuatu dalam atmosfer ruangan itu—entah karena aroma kayu cendana yang memenuhi udara atau tatapan tajam yang segera tertuju padanya. "Apakah aku terlalu menyeramkan?" Suara Vasko terdengar tenang, tetapi ada nada menggoda yang terselip di sana. Laki-laki itu duduk di kursi kebesarannya, tampak seperti seorang pangeran dari dongeng lama, dengan aura aristokrat yang begitu mengintimidasi. Cahaya dari lampu kristal di langit-langit membiaskan kilauan lembut di wajahnya yang tampan—rahang tegas, mata tajam, dan bibir yang melengkung tipis, seolah menyimpan seribu rahasia. Selin tersenyum gugup, bibirnya sedikit bergetar ketika ia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD