7

1330 Words

Aku menjerit keras saat sebuah tepukan mendarat di pundakku. Rasanya, aku mungkin akan kencing di celana kalau saja aku tidak bisa mengendalikan fungsi tubuhku sendiri. Keadaan sekitar yang dingin dan tepukan tiba-tiba itu, sukses memberikan kengerian yang menjalar di seluruh tubuhku dan berakar di otakku dengan cepat. Ini sungguh membuatku tidak bisa berpikir dengan jernih. Maksudku, apa ini dunia? Mengapa begini? Ini bahkan, bukan kota yang tertutup salju. Bahkan, tidak pernah ada salju di kota ini. Lantas, bagaimana bisa semuanya seakan beku dan mirip kota mati? Aku masih tidak habis pikir sama sekali. "Hei! Kenapa melamun?" Aku seperti dipaksa sadar. Suara itu terdengar tidak asing dan wajah yang familiar terlihat memandangku dengan ekspresi heran, sedikit kesal dan khawatir. "Kamu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD