Malam Minggu kelabu

1144 Words

“Yakin hanya ingin menyentuhnya? Aku bahkan ingin lebih dari itu—” Aku menempelkan telunjukku di bibir Kak Damar. “Jingga lagi haid, Kak.” Aku meringis saat Kak Damar membulatkan matanya. “Sejak kapan?” tanyanya menelisik wajahku. “Baru saja.” Kali ini aku tersenyum memamerkan deretan gigiku. Aku mengalungkan tanganku pada lehernya begitu Kak Damar menggendongku, membawaku ke kasur. “Kak!” “Kita tidur, Sayang.” Kak Damar membawa aku ke dalam dekapannya dan menarik selimut menutupi tubuh kami. “Oh, begini rupanya malam minggu kelabu,” gumamnya, lalu mengecup puncak kepalaku. *** Cahaya matahari yang masuk dari celah-celah tirai membangunkanku. Saat ini aku berada di dalam pelukan Kak Damar. Aku mendongak menatap wajah lelap lelaki yang sekarang telah menjadi suamiku. Aku menyentu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD