Wedding Day

1361 Words

K—Kak,” lirihku. Aku mendorong tubuhnya, membuatnya mundur meski tidak menjauh, karena aku masih bisa merasakan deru napasnya. Begitu aku mengangguk setuju saat Kak Damar meminta izin tadi, dia tak henti menyesap lembut bibirku. “Cukup, ya,” ujarku. Kak Damar merapikan rambut yang menutupi wajahku sambil berkata. “Kamu bahkan belum membalas ciumanku, Sayang.” “Jingga nggak tahu harus bagaimana,” gumamku. Kak Damar mendekatkan wajahnya padaku. “Kamu cukup melakukan hal yang sama seperti apa yang Kakak lakukan.” Kak Damar kembali menempelkan bibirnya pada bibirku. Perlahan, bibirnya mulai bergerak dengan lembut. Aku mengikuti gerakannya, membalasnya, tapi yang aku dapatkan justru balasan yang lebih. Aku merasakan sesuatu membelah bibirku dan menyusup masuk tanpa permisi, tempo yang sem

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD