“Cantiknya anak Mama,” ujar Mama sambil mengelus lembut punggungku. Darahku berdesir saat Mama memberitahu bahwa Kak Damar dan keluarganya telah tiba. Setelah aku selesai dirias, Mama mengajakku untuk duduk di sebuah ruangan, dari sini aku bisa mendengar dengan jelas suara Kak Damar yang tegas dan lantang. “Saya terima nikah dan kawinnya Jingga Asta Selmara binti Dodi Wiyoko dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” Sah? Sah! Seketika, aku menghembuskan napas lega bersamaan dengan air mata yang ikut mengalir. Mama tersenyum saat menatapku lalu memelukku. “Ayo, Sayang, temui suamimu.” Aku berjalan dengan Mama yang mendampingiku, langkahku disambut senyum bahagia oleh saudara dan kerabat yang hadir. Dari jarak jauh, aku bisa melihat punggung Kak Damar. Dia berdiri di ujung asile ya

