Selama sesi pembelajaran mata kuliah terakhir hari ini, Alice tak bisa berkonsentrasi dengan benar. Fokusnya terpecahkan oleh huru-hara di dalam kepalanya yang begitu berisik, lebih bising dari suara knalpot motor racing. "Mulai sekarang lo pacar gue." Pernyataan tegas Ragas beberapa saat lalu masih terus terngiang-ngiang jelas di telinga Alice, memprovokasi pikirannya berkeliaran tak menentu dan memicu kegelisahan dalam benaknya. Harusnya aku tak menerima kesepakatan sialan itu! Batin Alice menjerit, menyesali keputusan bodohnya karena menyepakati suatu hal yang begitu sensitif. Apalagi jika hal tersebut berkaitan dengan Ragas, bukankah hidup Alice tak akan tenang? Benar! Hidup Alice tak akan tenang, terlebih jika anak-anak lain mulai mengetahui kalau sekarang ia berpacaran dengan Rag