Alice membasuh wajahnya dengan kasar, mengusap sisa-sisa air yang membasahi wajah. Ia mengembuskan napas kasar sembari memandangi pantulan diri di cermin. Sudah sepuluh menit berlalu sejak ia memasuki toilet bioskop dan ia masih terpaku di depan cermin besar yang menampakkan wajah frustrasinya.
Bagaimana tidak frustrasi, jika Alice harus terjebak di dalam bioskop bersama dua manusia yang seolah menganggapnya angin lalu. Bukan, bukannya Alice cemburu melihat kedekatan Ragas dan Brianna melebihi dari sebatas teman saja. Siapa pun yang melihat pasti setuju dengan pendapat Alice mengenai pancaran mata Brianna yang tak bisa menyembunyikan perasaannya pada Ragas. Meski Ragas sendiri tampak biasa-biasa saja, tapi nyatanya cowok itu tetap merespon apa pun yang dilakukan Brianna, termasuk membiark
