Sang Ahli Gizi

1016 Words
“Tuan Muda Raymond, beginikah caramu memperlakukan orang yang sudah menyelamatkan hidupmu?” Suara Sierra terdengar begitu berat dan dingin. Raymond mengembangkan senyum mengejek, “Hmph, jadi sekarang kamu mengakui telah menjadi penyelamatku?” Sierra tidak berkomentar apapun atas pertanyaan retoris Raymond. Sedikit kebingungan muncul di kepala Sierra melihat sikap Raymond. Kemarin Pria ini jelas berusaha keras untuk menolongnya saat di rumah sakit, tetapi saat ini dia terlihat begitu galak dan siap menyakiti dirinya. “Kenapa? Takut?” Ketika Sierra tersadar dari lamunannya, Raymond sudah berdiri begitu dekat di hadapannya. Seketika Sierra melangkah mundur dan memberikan jarak padanya. Pria itu tersenyum jahat, “Bukankah kamu seorang wanita pemberani? Kemarin kamu begitu berani menolak penawaran Profesor Gerald, hari ini kamu berani menentangku.” Kata-kata yang penuh sarkasme itu membuat Sierra tidak tahu harus membalas apa, sehingga diam dan memperhatikan situasi menjadi pilihan terbaiknya saat ini. Melihat perubahan raut wajah Sierra yang semakin serius, Raymond memutuskan untuk menghentikan leluconnya, ia tak mau Sierra membencinya karena dia terus menggodanya. Lalu, perlahan dia berkata, “Luka tembak ku yang kemarin masih belum pulih sepenuhnya. Aku masih membutuhkan perawatan untuk beberapa hari kedepan sampai aku sembuh total dan juga seseorang yang dapat menjaga makananku.” “Keluarga Maximillian adalah keluarga aristokrat. Apakah keluargamu tidak mampu mencari seorang juru masak berlisensi?” tanya Sierra sambil memutar matanya. “Aku memiliki juru masak, tetapi juru masak ku bukan seorang ahli gizi yang dapat memasakkan makanan yang memiliki khasiat menyembuhkan” Jawab Raymond sambil mengelus dagu berpura-pura sedang berpikir. “Katamu, keluarga Maximilian memiliki hubungan yang erat dengan Profesor Gerald. Jadi tidaklah sulit untukmu meminjam satu atau dua orang dokter dan ahli gizi yang bisa merawat dan memasakkan makanan sehat untukmu, bukan?” “Kenapa kamu begitu cerewet? Lakukan saja apa yang kuperintahkan.” Raymond tampak tak sabar mendengar alasan-alasan yang dilontarkan Sierra untuk menolak bekerja. Sebetulnya Raymond punya beberapa pertimbangan sendiri dengan memperkerjakan Sierra yang saat ini enggan ia katakan padanya. Sierra cemberut mendengar jawaban Raymond. Menghela nafas panjang, Sierra berhenti mengajukan pertanyan dan alasan lagi. Bagaimanapun, tujuannya telah tercapai, dia hanya ingin memberitahu Raymond, bahwa dirinya bukanlah orang yang mudah untuk ditindas. Menyadari kalau dirinya tidak dapat lagi menghindar dari Raymond, Sierra akhirnya memutuskan untuk menerima pekerjaan tersebut, setidaknya dia bisa menghasilkan uang dari pekerjaan ini. Urusan Raymond menghambur-hamburkan uang untuk hal yang sia-sia bukanlah urusannya. Harta keluarga Maximilian lebih dari cukup untuk sekedar membayar gajinya, bahkan nilai gajinya hanya sebesar butiran debu bagi mereka. Sambil menganggukan kepala, akhirnya Sierra menerima pekerjaan itu. “Baiklah, Aku akan bekerja menjadi ahli gizi untukmu. Aku akan menyiapkan makanan yang bergizi untuk menyembuhkan cedera mu dan membantumu kembali pulih seperti sediakala. Tapi aku memiliki satu syarat. Kamu tahu bahwa sangatlah melelahkan bagi seseorang untuk menjadi ahli gizi, juru masak sekaligus menjadi dokter, jadi untuk gaji…” “Sepuluh kali lipat” “Setuju!” Tanpa berpikir panjang, Sierra langsung menyetujui begitu saja. Gaji yang ditawarkan Raymond tidaklah main-main, sepuluh kali lipat dari UMR sudah dipastikan dapat memberikan Sierra dan Ans kehidupan yang layak. Sierra akan menganggap ini adalah sebagai bentuk balas budi, sehingga kedepannya tidak perlu lagi mereka saling mengganggu satu sama lain. “Baiklah, karena kita sudah mencapai kesepakatan, aku permisi dulu. Besok aku akan datang dan menyiapkan makanan bergizi untukmu setengah jam sebelum jam makan.” Di kepala cantiknya, Sierra sudah langsung membuat daftar menu dan rencana perawatan harian untuk Raymond. “Kamu harus tinggal disini.” “Tidak bisa!” Sierra spontan menolak. rumah Kediaman Maximilian ini begitu dekat dengan rumah Keluarga Raeschell, setiap kali ia keluar dari rumah ini atau berkeliaran ditaman, kemungkinan untuk bertemu dengan mobil Daniel sangatlah besar. Momen terakhir bertemu Daniel di rumah sakit masih sangat berbekas di kepala dan hati Sierra. Tanpa disadari nya, hatinya ternyata masih sangat terpengaruh dengan kehadiran Daniel. Tetapi, Raymond sama sekali tidak memberikan kesempatan Sierra untuk menolak. Tanpa menunggu persetujuan Sierra, Raymond memerintahkan pengawalnya untuk mengantar Sierra pulang dan membantunya berkemas serta menjemput Ans. Sierra melangkah keluar dengan wajah suram, sambil diikuti oleh dua orang pria kekar di belakangnya. Selama perjalanan kembali ke rumahnya, tidak ada sedikitpun percakapan yang terjadi diantara ketiga orang itu. Sesampainya di depan rumah, Sierra memijat pelan dahinya yang tiba-tiba terasa sakit sambil melihat kedua pria besar itu. “Kalian tunggu saja disini. Jika kalian ikut masuk, pasti akan membuat anakku kaget dan merasa takut. Jika terjadi sesuatu kepada anakku, akan ku racun Tuan Mudamu!” Kedua pria kekar itu saling bertukar pandang. Wanita ini benar-benar hebat, dia begitu beraninya mengancam akan meracuni Tuan Muda Raymond. Jika mereka belum menyaksikan keberanian wanita ini saat menghadapi Tuan Muda Raymond, dan bagaimana tanggapan Tuan Muda terhadapnya, bisa dipastikan mereka tidak akan menganggap Sierra sebagai wanita lemah dan saat ini juga mereka akan melenyapkannya tanpa jejak. Tanpa peduli apa yang dipikirkan kedua orang itu, Sierra melangkah masuk mencari Ans. Baginya Ans adalah segalanya, tidak seorangpun dapat menyakiti putranya. Saat memasuki rumah, Ans terlihat sedang duduk di lantai sambil menyusun puzzle tiga dimensi berbentuk istana Eropa yang megah berwarna keemasan dengan menara-menara tinggi yang terlihat begitu elegan. Sebagian besar bagian sudah hampir selesai. Melihat Sierra sudah pulang, Ans langsung membuang potongan puzzle di tangannya dan berlari memeluk kaki Sierra. “Hore, Ibu sudah pulang!” Sierra memberikan senyum termanisnya kepada Ans yang memudar tak lama kemudian. Sierra kebingungan bagaimana cara menyampaikan kepada putranya. Baru saja mereka berhasil terlepas dari lelaki b******k itu, tetapi sekarang malah kembali bertemu dan sebentar lagi akan terperangkap sementar waktu dengan raja iblis yang terbiasa membunuh tanpa berkedip. Lagi-lagi kepala Sierra mendadak terasa sakit. “Ans…Ibu sudah mendapatkan pekerjaan, tetapi pihak keluarga mengharuskan kita untuk tinggal di rumahnya. Bagaimana menurutmu?” Di dalam hati, Sierra memaki dirinya sendiri yang licik, sebetulnya dia berharap Ans mengatakan tidak setuju, sehingga dia memiliki alasan kuat untuk menolak agar tidak perlu pergi dan tinggal disana. Dengan cepat Ans menoleh dan melihat Sierra. Mata hitam bulat yang menyerupai buah anggur itu memperhatikan wajah Sierra dengan seksama. Tak lama dia berkedip dan berkata, “Apakah majikan Ibu laki-laki?” Seketika Sierra kembali menggigit pipi bagian dalamnya. Dia tak menyangka putranya dapat menebak begitu akurat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD