Pria Berbahaya

976 Words
Sierra menikmati berkendara dengan mobil buggy kecil itu sambil melihat-lihat sekeliling rumah dengan tatapan takjub. Rumah itu dikelilingi taman yang luas berumput yang tertata rapi, sepanjang jalan menuju ke rumah dipagari dengan pohon Jacaranda yang berjejer indah dengan daun-daun berwarna oranye. Tepat di depan rumah bergaya Eropa dengan pilar-pilar menjulang tinggi, terbangun sebuah kolam air mancur yang indah dengan sebuah patung Dewa Aquarius mengalirkan air dari guci nya, membuat Sierra tak menyadari kalau mobil yang ditumpanginya sudah berhenti dan Satpam yang mengantarnya sedang menunggunya untuk turun. “Selamat datang Nona Sierra, Tuan Muda kami sudah menunggu Anda sejak pagi tadi. Silahkan masuk Nona.” Suara seorang gadis muda membuat Sierra terbangun dari sihir keindahan rumah itu dan segera menatap sang gadis cantik dengan gaya rambut kuncir dua nya yang sedang berlari keluar dari rumah dan menyambutnya. Ketika gadis itu telah berdiri berhadapan dengan Sierra, sepasang lesung pipi yang indah terbentuk di wajah merah bundar alaminya yang seperti apel. “Anda Nona Sierra kan, mari masuk Nona. Tuan muda sudah menunggu” Gadis berlesung pipi itu begitu bersemangat sampai melompat-lompat kecil saat dirinya sudah berdiri di depan Sierra. Sierra mengangguk kaget. Tuan muda? Bukankah informasi di email itu mengatakan bahwa pasien yang akan Aku rawat nantinya adalah seorang kakek berusia lebih dari 60 tahun? Bagaimana bisa menjadi Tuan Muda? Apakah pengguna jasa yang menghubungiku adalah cucunya, ia ingin menguji kemampuanku untuk merawat kakeknya? Sierra menggelengkan kepala pelan untuk menghilangkan pikiran-pikiran aneh di kepalanya, Lagipula rumah ini sangat dekat dengan kediaman keluarga Raeschell, tidak mungkin pemilik rumah ini ingin terlibat hal-hal aneh yang dapat membuat keluarga Raeschell terganggu. Pemikiran ini membuat hari Sierra terasa lega. “Nona Sierra, silahkan.” Gadis muda itu menuntun Sierra memasuki rumah dan mengarahkan ke ruang utama. “Kau tidak melihatku semalaman, apakah kau merindukanku?” Begitu Sierra melewati pintu ruang utama, suara rendah yang begitu familiar terdengar menyambutnya. Seorang Pria tampan duduk bersandar di sofa kulit berwarna krem dengan sepasang kaki panjang yang terbuka lebar. Kedua tangannya bersandar di kanan dan kiri sepanjang sofa. Dia mengenakan kemeja berwarna hitam yang tidak terkancing setengah nya sehingga dadanya yang bidang dan berbulu terlihat sekilas dan celana jeans yang robek-robek penuh gaya. Di lehernya terpasang sebuah kalung choker yang dihiasi dengan paku-paku berbentuk duri. Raymond terlihat seperti seorang playboy dengan senyum cerah menghiasi wajahnya. Begitu melihatnya, dengan gerak reflek tindakan pertama Sierra adalah berbalik badan dan hendak meninggalkan rumah itu. Namun saat dia berbalik untuk pergi, dua orang pria dengan tubuh tinggi besar dan berotot yang entah sejak kapan telah muncul dibelakangnya, berdiri dan menghadang langkahnya. Raut wajah mereka tak ramah dan terlihat kasar. “Apa sih yang sebenarnya kamu inginkan?” Sierra berbalik kembali menghadap Raymond dengan pertanyaan dengan nada yang sedikit kasar. Sierra berpikir dengan penampilannya yang sangat sederhana mendekati lusuh, kondisinya kehidupannya yang cukup memprihatinkan saat ini dan statusnya sebagai janda beranak satu, bukanlah suatu hal yang menarik bagi seorang pria seperti Raymond untuk terus-menerus mengganggunya. Pria ini benar-benar menyebalkan. Raymond tersenyum puas. “Ini semua untuk membalas kebaikan hatimu yang telah menyelamatkan hidupku. Aku, Raymond Maximilian tidak pernah berhutang budi kepada siapapun, terlebih lagi yang telah kau selamatkan adalah hidupku, maka sudah sepantasnya aku juga membalasnya dengan menyelamatkan hidupmu. Kudengar kau sedang mencari pekerjaan, jadi aku ingin menawarkan pekerjaan untukmu. Bagaimana?” Dia ingin membantuku? Sierra menahan diri untuk tidak memutar matanya mendengar perkataan Raymond. Sebetulnya pria ini ingin membantunya atau malah semakin menyusahkannya? Saat ini, yang Sierra benar-benar inginkan hanyalah agar ia dapat menjalankan kehidupan biasa yang tenang bersama Ans. Tetapi melihat Raymond yang begitu bersemangat, Sierra tidak tahu lagi harus berbuat apa. “Tuan Muda Raymond, sudah Saya katakan dengan jelas saat kita di rumah sakit kemarin, dengan Anda membereskan kekacauan yang terjadi, saat itu juga seluruh perhitungan hutang budi diantara kita sudah lunas. Kau tidak lagi berhutang apapun padaku.” “Apa kau bermaksud mengatakan bahwa hidupku hanyalah sebanding dengan sampah? Menurutmu aku hanyalah setumpuk sampah yang perlu dibersihkan?” Mendadak wajah Raymond berkerut tidak senang mendengar perkataan Sierra. Saat kata-kata itu selesai dilontarkan, tidak hanya wajah Raymond yang terlihat tidak menyenangkan, dua orang raksasa di belakang Sierra juga terlihat mengerutkan dahi dan melihat Sierra dengan tatapan membunuh, bahkan gadis kecil berwajah apel yang tadinya terus tersenyum ceria langsung mengubah raut wajahnya menjadi sangat masam. Menyamakan hidup seorang calon pewaris kelompok mafia Sky Dragon dengan setumpuk sampah, sama saja seperti memukul lalat yang sedang hinggap di kepala harimau, sama-sama mencari mati. Sierra menahan nafasnya sebentar, entah kenapa dia merasa hidupnya saat ini bahkan lebih sulit daripada sekedar lolos dari lubang semut. Dengan menghembuskan nafasnya perlahan, Sierra menahan amarahnya dan menampilkan senyum enggan. “Tuan Muda Raymond, Anda salah paham, bagaimana mungkin saya menyamakan Anda dengan sampah. Tentu saja sampah dan Anda sangatlah berbeda.” Raymond mengangguk puas mendengar jawaban Sierra. Namun, beberapa saat kemudian, dia menyadari bahwa wanita ini telah merendahkannya dengan mengatakan bahwa dia bahkan lebih rendah daripada sampah. “Hei! Keterlaluan kau. Beraninya kamu merendahkanku!” Raymond melompat berdiri dari duduknya dan dengan wajah murka menunjuk wajah Sierra. Sierra cepat-cepat melambaikan tangan dan berkata, “Tuan Muda salah paham lagi, bagaimana mungkin Aku membandingkan Anda dengan sampah.” Sambil menggigit pipi bagian dalam, Sierra mati-matian menahan tawa. Tuan Muda Raymond ini memang terlihat sangat kejam dan diktator, tetapi tidak disangka kepintarannya sangan mengkhawatirkan Kira-kira berapa IQ orang ini? “Apa yang kamu tertawakan?” Suara bentakan penuh amarah menggelegar di ruangan itu bersamaan dengan melayangnya sebuah asbak melewati telinga Sierra dan mengenai wajah salah seorang pengawal di belakangnya, dan terdengar suara lenguhan seseorang yang terhantam benda keras. Seketika wajah Sierra berubah serius, ketegangan begitu terasa di ruangan itu. Jika lemparan itu sedikit saja meleset, maka yang menjadi korban bukan orang dibelakangnya, melainkan kepalanya yang mungkin saja membutuhkan beberapa jahitan. Bagaimana mungkin ia lupa, bahwa orang yang dihadapannya bukanlah orang biasa, melainkan seorang pria yang sangat berbahaya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD