Sejak sang suami mengatakan kalau rumah ini adalah nama Denisa, Ziva berpikir keras. Sepertinya, dia tidak bisa hanya tinggal diam. Wanita itu harus bertindak tegas pada suaminya. Dia tidak akan lagi mengalah pada wanita jal4ng itu. Dan kini, Ziva sudah memantapkan hatinya untuk berpisah dari suaminya yang tidak bisa adil itu. "Bawa saja suami kamu, karena mulai detik ini, lelaki ini sudah bukan lagi suamiku," ulang Ziva. Dion membulatkan matanya. Dia tidak percaya jika Ziva akan meminta cerai darinya. Tangannya mengepal. Kuku-kuku di jarinya memutih karena "Sayang, apa yang kamu katakan? Sampai kapanpun, aku tidak akan menceraikanmu. Selama ini, aku berusaha menjadi suami yang baik untuk kamu. Aku menemanimu disini saat kamu berduka. Aku juga menerima kekuranganmu yang tidak akan mungk