18. Hati-hatilah Besok

1633 Words

Kuputuskan berdamai dengan perasaanku. Menerimanya dan membiarkannya pudar sejalan dengan waktu. Untuk itu, aku putuskan untuk berdamai dengan Ada-Mae. Sehari sebelum pesta pernikahan, aku mengajak gadis itu untuk menemaniku berbelanja gaun pengantin yang akan kugunakan untuk menikahi Al Vito. Ada-Mae kegirangan menyambut ajakanku. Sepanjang perjalanan menuju pusat perbelanjaan, gadis itu berceloteh riang membuatku agak menyesali keputusanku untuk mengajaknya. “Ada-Mae!” bentakku akhirnya tidak tahan. “Tidak bisakah kita nikmati perjalanan ini dalam kesunyian? Aku perlu untuk berpikir sejenak. Suaramu berkicau di sampingku membuatku sakit kepala.” “Oh, ok. Maaf Luce. Kurasa aku hanya terlalu bersemangat menerima ajakanmu. Sejak lama aku menganggap mu sebagai kakak ku sendiri. Sesuatu y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD