Bab 51

1027 Words

Ruang kerja di lantai paling atas Darma Corps sore itu terasa berbeda. Biasanya, ruangan itu dipenuhi suara aktivitas: ketukan jari Roby di laptopnya, panggilan telepon dari divisi lain, atau suara Lidia yang mengetuk pintu sembari membawa tumpukan berkas yang perlu ia periksa. Tapi kini, suasana nampak sangat hening. Hanya jam dinding yang berdetak pelan, suara monoton AC yang menderu, dan sinar matahari siang yang menerobos kaca besar dan masuk menyinari ruangan tersebut, menciptakan garis-garis cahaya keemasan di lantai marmer. Semua itu seakan menyingkir ke pinggir, digantikan oleh satu hal yang menguasai seluruh perhatian Roby Darmawan yaitu sebuah berkas tebal berwarna krem yang terbuka di hadapannya. Tangan Roby yang biasanya begitu mantap menandatangani kontrak bernilai miliaran

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD