90

441 Words

Mirza masih berdiri di tempat yang sama tanpa mengganggu pembicaraan Rania dengan Vino, walaupun Mirza masih bisa melihat Rania dan Vino seperti sedang berdebat satu sama lain. “Udahlah, lu urusin aja hidup lu, gua urusin hidup gua sendiri, gak usah ikut campur sama hidup gua, terserah gua mau pulang sama siapa, lu gak ada hak buat ngelarang gua!” ucap Rania sambil melangkah hendak pergi, tapi Vino dengan cepat mencegatnya. “Gua masih berstatus suami lu, gua gak mau nama baik gua tercoreng hanya karna kelakuan lu yang asyik pacaran sama semua lelaki di kampus,” cecar Vino membuat langkah Rania terhenti, dan menatap Vino dalam-dalam. “Apa lu bilang? Suami? Hahaaa ....” Rania tertawa lepas mendengar ucapan Vino, “Wahai Pak Vino yang terhormat, bukannya Anda sendiri yang minta sama saya un

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD