5

2597 Words
       Raffa pulang dari rumah oma nya sudah pukul 4 sore. Ia langsung masuk ke dalam kamar nya, mama nya tengah keluar dengan papa nya. Entah hari ini mood nya sangat tidak baik, kebiasaan kalau ada yang mengingatkan tentang Diandra. Ia meraih album foto yang berada di meja belajar nya setelah itu ia merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia membuka album tersebut dan mengamati satu persatu foto nya dengan Diandra. Pada halaman pertama terdapat foto-foto nya dan Diandra saat masih kecil dulu, saat ia tengah bermain bola di halaman rumah nya ia masih sangat ingat itu. Ada juga foto nya dengan Diandra saat pertama kali memakai seragam TK nya, foto itu di ambil di depan sekolah mereka dulu. Sangat banyak foto-foto diri nya dan Diandra saat masih kecil dulu, saat ia sedang rindu seperti ini hanya foto-foto tersebut yang bisa membut hati nya tenang. Ia terus membuka isi album foto tersebut sampai akhir, foto terakhir mereka saat Diandra akan pindah ke luar Negri bersama orang tuanya. Foto tersebut di ambil di bandara karena Raffa yang mau ikut mengantar kan Diandra sampai bandara. Raffa tersenyum sendiri saat ia melihat foto tersebut karena ia hanya memakai baju tidur bercorak minion kesukaan nya karena ia memang baru bangun tidur dan langsung berlari menuju rumah Diandra, sedangkan Diandra sudah cantik dengan baju tebal nya. Ia berpisah degan Diandra saat diri nya duduk di di kelas 2 SD. Ia menangis seharian karena dia tidak mau di tinggal Diandra. Pintu kamar nya terbuka, dan muncul lah Ale dengan muka dan rambut acak-acakan nya. Raffa meletak kan album nya di bawah bantal nya. Ale berjalan ke arah ranjang Raffa dan langsung menidurkan tubuh nya di samping Raffa. "Dek kok lo tambah emes sih kalau lagi gini." Ucap Raffa sambil mengamati wajah Ale di samping nya. "Dari dulu gue gemesin kali kak, lo aja yang nggak sadar." Ucap nya sambil memejamkan mata nya. "Lo kira gue pingsan nggak sadar?" "Kak jalan yuk, gue bosen di rumah." Ajak Ale. "Jessi sama Jemi ikut mama?" Ale mengangguk kan kepalanya. "Dasar jones lo, nggak ada yang bisa di ajak jalan." Ejek Raffa membuat Ale menatap nya sinis. "Emang situ enggak?" "Gue singel tapi kan sepikan gue banyak, lha elu udah jomblo nggak punya sepikan lagi duh neng ngenes amat." Raffa tertawa puas melihat ekspresi Ale. "Dasar sok gateng!" "Kan emang ganteng." Raffa mecubit kedua pipi Ale gemas. Ale memukuli tangan Raffa yang masih mecubit serta mengucel-ucel pipi nya. "Sakit b**o!" Ucap nya kesal sabil mengusap pipi nya yang panas. "Ululuu, sakit sini gue cium entar sembuh." Raffa menciumi pipi Ale yang terlihat merah akibat ulah nya. "Kak jalan yukk, please nanti aku traktir deh." Ucap Ale dengan jurus puppy eyes andalan nya. "Males ah lo suka bohong." "Enggak beneran deh, ya ya ya." Bujuk Ale. "Hmm." Jawab Raffa malas sambil menutup wajah nya dengan bantal mengabaikan Ale. "Yaudah gue jalan sama kak Deon aja." Ancam Ale, karena ia tau kalau Raffa sagat tidak suka kalau dirinya berhubungan dengan Deon. Mendengar nama Deon, Raffa langsung mebuang batal yang menutupi wajah nya dan menatap Ale tajam. "Oke kita jalan, tapi awas kalau kamu berani jalan sama orang sinting itu!" "Nah gitu dong kak! Jadi tambah ganteng deh." Ucap Ale sambil memeluk tubuh Raffa. "Lo bilang ganteng ke gue kalau ada mau nya aja dek." "Yaudah gue balik ke kamar dulu kak." Dengan ceria Ale turun dari ranjang dan berlari menuju kamar nya yang berada tepat di samping kamar Raffa. Raffa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik nya itu yang kadang gaje.       Dari dalam kamar nya Raffa bisa mendengar teriakan serta ocehan Ale untuk nya karena masih enggan keluar dari kamar nya. "Kak Fa cepetan!!" Teriak nya kesekian kali nya. "Bentar." Setelah memakai jam tangan nya dan memastikan penampilannya sudah oke, ia lalu keluar dari kamar nya danenghampiri Ale yang sudah ngoceh sedari tadi. "Lama banget dandan gitu aja, gue yang cewek aja nggak selama itu." Semprot nya. "Bacot yuk berangkat." Ucap Raffa lalu menarik tangan Ale menuju garasi dan masuk ke dalam mobil. Sudah menjadi kebiasaan mereka saat di dalam mobil memutar lagu dengan sangat kencang dan bernyanyi bersama Kapan lagi ku tulis untuk mu tulisan-tulisan indah ku yang dulu Warna-warnai dunia puisi terindah ku hanya untukmu Mungkin kah kau kan kembali lagi menemani ku menulis lagi Kita arungi bersama puisi terindah ku hanya untuk muuu Mereka berdua menyanyikan lagu kesukaan mereka jikustik - puisi dengan gaya seperti sedang konser. Kini giliran Raffa menyanyikan lagu tersebut degan suara bass nya Aku yang pernah engkau kuat kan, aku yang pernah kau bangkit kan, aku yang pernah kau beri rasa Saat ku terjaga hingga ku terlelap nanti selama itu aku akan selalu mengingat mu Ale sedikit mengurangi volume musik tersebut. "Lah kencengin dek, gue masih mau konser nih." Protes Raffa yang masih asik menirukan gaya vokalis band. "Lo nyanyi gitu jadi inget mantan gue." Jawab Ale sambil cengengesan. "Sipa? David? Yaelah mantan aja lo inget-inget, mantan itu babe alias barang bekas biarin di daur ulang sama orang lain." Jawab Raffa remeh. "Nggak gitu kali, David mah udah nggak ada apa-apa nya gue udah nggak selera." "Terus?" Raffa mengerut kan keningnya bingung. "Kemarin masa tiba-tiba dateng ke kelas nyanyiin lagu ini ke gue." Jawab Ale sambil tertawa. "Itu tanda nya ngajak balikan ogeb." "Masih jaman balikan sama mantan? Hellooo ini udah taun berapa? Udah nggak jaman balik sama mantan, kayak kata lo tadi mantan itu ibarat 'barang bekas' yang bisa di daur ulang orang." Jawab Ale sambil mengibas kan rambut pajangnya songong. "Lah songong banget lo mentang-mentang udah move on terus udah punya doi lagi, nggak inget tuh malem-malem mewek di kamar gue?" Ale memasang wajah kesal karena Raffa yang mengingatkan pada saat ia patah hati untuk pertama kali nya, dan melampiaskan semua nya kepada Raffa. "Bisa nggak, nggak usah ngungkit-ngungkit itu lagi?" "Dihh marah." Ejek Raffa lalu tertawa puas. Raffa memarkirkan mobil nya di depan kafe tempat tongkrongan nya dengan teman-teman nya. "Lah kok kesini sih?" Ucap Ale tak suka, karena tujuan awal nya ia akan mengajak Raffa ke mall untuk sekedar cuci mata melihat cogan-cogan berkeliaran. "Temen-temen gue lagi ngumpul di sini, ada Arga lohh." Raffa menaik turunkan alis tebal nya. Ia tau kalau adik nya sedang ada something dengan teman nya itu. Mendengar kata Arga mata Ale berbinar, pipi nya pun bersemu merah. "Yaudah yuk buruan." Ucap Ale semangat setelah itu keluar dari mobil. Mereka berdua masuk ke dalam kafe tersebut dengan Raffa yang menggandeng Ale posesive, orang-orang yang baru saja melihat nya bakal mengira mereka adalah sepasang kekasih. Raffa mengajak Ale bergabung dengan teman-teman nya yang sudah berkumpul di satu tempat. "Hay gaes." Sapa nya. "Kenalin cewek baru gue." Ucap Raffa yang langsung mendapat lemparan kentang goreng dari Dastin. "Stok lo abis Raf?" Ucap Dastin mengejek. "Masih banyak cuma gue lagi bosen aja." Jawab nya setelah itu duduk di salah satu sofa yang masih kosong. "Sini sayang duduk." Ucap Raffa sambil menepuk sofa samping nya. "Dih najis!" Ucap Ale lalu duduk di samping Raffa. "Btw, Angga sama Daffa mana tumben tuh anak nggak ngikut." Tanya Raffa. "Angga barusan pulang kata nya nyokap nya sakit, kalau Daffa paling juga lagi berburu cabe-cabe an." Jawab Bima. "Wihh tumben si ontong bawa cewek." Ucap Raffa setelah melihat Bima yang tengah duduk berdua dengan Amanda. "Emang lo doang yang bisa bawa cewek!" Ucap Bima tak terima. "Weitss, songong lo tong gini-gini gue juga bantuin lo." "Udah Raff biarin asalkan ontong bahagia." Dastin tertawa kencang sambil memegangi perutnya. "Terus apa kabar lo yang jadi obat nyamuk gini?" Cibir Raffa pada Dastin yang duduk di sofa singel biasa nya Dastim tidak pernah lepas dari cewek. "Gue lagi bokek, tengsin dong kalau cewek gue suruh bayar." "Kebanyakan gaya lo!" Sedari tadi Ale merasa tidak nyaman berada di sini, ia hanya menggelendot di lengan kakak nya tanpa suara dan sesekali mencuri pandang ke arah Arga yang tengah duduk bersama cewek. "Kak balik yuk." Bisik nya pelan. "Lah kita baru dateng dek, bentar lagi deh." Tolak Raffa. "Pokok nya gue mau balik! Titik!" Raffa baru menyadari bahwa Ale tidak nyaman karena Arga yang sedang duduk bersama cewek. Raffa tersenyum lalu menyapa Arga yang sedari tadi diam dan sibuk dengan ponsel nya. "Woy Ga diem aja lo, kenalin gitu cewek lo." Sapa Raffa. Arga mendongak kan kepala nya dan menatap Raffa. "Cewek gue?" Tanya nya bingung. "Samping lo? Itu cewek baru lo?" "Ini? Bukan Raf tuh temen nya Amanda." Jawab Arga. "Tuh dek bukan cewek nya Arga lo tenang aja nggak usah panik gitu juga kali." Muka Ale sudah merah padam, ia sangat lah malu. Bisa-bisa nya kakak nya bilang seperti itu di saat seperti ini. "Lo apaan sih! Nggak peduli itu cewek nya apa bukan." Elak Ale. "Alesan lo." Raffa berdiri dari duduk nya dan menyuruh Arga pindah tempat. Ia akan melancarkan aksi nya kembali saat ini selain itu ia juga ingin mendekatkan Arga dengan adik nya. "Hay lagi apa?" Tanya Raffa berbasa basi pada cewek yang tengah membaca buku di samping nya. "Lo liat!" Jawab nya jutek membuat Raffa tertantang, karena baru kali ini Raffa di abaikan oleh seorang cewek. "Jangan jutek-jutek nggak baik tau." "Btw, nama lo siapa? Gue baru kali ini liat lo." Ucap Raffa yang lagi-lagi di kacangin. "Di kacangin itu sakitt~" Ucap Dastin dengan tawa mengejek. "Diem lo!" Raffa pun semakin gencar mengajak ngobrol cewek di sebelah nya yang tampak anteng dengan novel di tangan nya. "Percuma Raf lo ngajak ngomong batu." Ejek Dastin lagi. Raffa hanya tersenyum mendengar ejekan Dastin, ia semakin tertantang mendekati cewek ini karena dari sekian banyak cewek yang ia dekati tak ada yang mengabaikan nya sepeerti ini. "Sebegitu menarik nya kah novel lo, sampek lo bisa ngabaiin orang ganteng di seblah lo?" Ucap Raffa membuat cewek di samping nya menatap nya dengan tajam. "Bisa diem gak lo!" Ucap nya ketus. "Kenalan dulu entar gue diem." Ucap nya sambil memamerkan gigi nya. "Nggak guna!" "Seorang Raffael di tolak mentah-mentah guys, memalukann." Dastin semakin gencar meledek Raffa yang terus di tolak mentah-mentah oleh cewek jutek di samping nya. "Bel jangan jutek-jutek gitu dong, kapan lo punya cowok kalau jutek melulu." Ucap Amanda. "Nggak penting! Udah lah yuk balik." Jawab nya. "Bentar." Amanda pamit pada Bima dan lain nya setelah itu mereka meninggalkan kafe tersebut. "Eh btw tuh cewek nama nya siapa? Cantik sih tapi jutek nya gak ketulungan." Ucap Raffa. "Nama nya Bella, kenapa? Mau lo jadiin simpenan? Mending nggak usah deh dia tuh kelewat jutek." Jelas Bima membuat Raffa tersenyum miring. "Lo liat aja cepat atau lambat gue bakal dapetin dia." Ucap nya yakin, karena ia tau tak ada yang bisa menolak pesona nya. "Ngimpi lo! Dulu gue pernah deketin dia ujung-ujung nya gue di jutekin njirr!" Ucap Dastin kesal. "Lo nya aja yang g****k!" "Sebenarnya Bella tuh nggak jutek, cuma agak pendiem aja dia kalau sama gue biasa kok." Jelas Bima yang sudah mengenal Bella lebih lama. "Deketin gue sama dia dong Bim." Ucap Dastin semangat. "Lo kan udah pernah di tolak jadi lo udah nggak pantes." "Jangan kalau cuma kalian buat mainan." Ucap Bima. "Nggak asik lo Bim." Ucap Dastin kecewa. "Btw si Arga dari tadi anteng banget sama adek lo Raf." Ucap Bima. Baik Arga mau pun Ale serempak menoleh ke arah Bima. "Ada apa-apa nya nih pasti nya." Sahut Dastin menggoda. "Emang kenapa kalau gue ada apa-apa nya sama dia? Raffa aja bolehin." Ucap Arga menyeringai. "Duh Raf kata nya adek lo boleh sama gue kenapa lo kasih ke Arga." Protes Dastin. "Lo player adek gue nggak pantes sama cowok player kayak lo." Ucap Raffa sambil menoyor kepala Dastin pelan. "Hellow!! Apa kabar lo yang lebih player? Ogeb." Dastin yang tak terima menoyor kepala Raffa balik. "Oh iya ya, nggak papa player yang penting sombong." Ucap nya sambil tertawa puas bersama Dastin. Bima, Arga, dan Ale hanya menggelengkan kepala nya jengah melihat tingkah duo player tersebut. "Jadi playboy aja bangga!" Cibir Ale yang tak suka dengan sikap kakak nya yang sudah kelewatan memainkan semua perasaan wanita. Ia tau bgaimana rasanya di PHP in dan di mainin. "Cogan mah bebas!" Ucap Raffa dan Dastin bebarengan karena itu merupakan pepatah yang mereka buat sendiri. "Sinting!" Ucap Ale lalu melanjutkan obrolan nya dengan Arga kembali. Seperti biasanya saat Raffa dengan Dastin mulai akur mereka akan memulai bisnis cewek untuk target mereka selanjutnya. "Kak balik yuk, barusan mama chat suruh pulang." Ajak Ale. "Yaudah gue balik dulu lanjut besok." Pamit nya pada Dastin. "Bim, Ga balik dulu." Setelah itu mereka berdua keluar dari kafe dan segera pulang. •• "Cogan pulang!" Teriak Raffa saat baru selangkah masuk ke dalam rumah nya. "Najis! Kalau masuk tuh salam!" Sahut Ale sambil mendorong bahu Raffa pelan. "Iya ibu Ustadzah! Assalamualaikum!" "Walaikumsallam!" Mereka berdua tidak langsung masuk ke dalam kamar nya masing-masing, melainkan berhenti di ruang tamu menghampiri kedua adik kembar nya yang lagi serius belajar. "Aduh adek emes gue pada rajin." Ucap Raffa sambil mengacak rambut Jessi dan Jemi bersamaan. "Kakak! Sana pergi tugas aku banyak." Ucap Jessi kesal. Sedangkan Jemi hanya memandang Raffa dengan tatapan tajam, setelah itu fokus pada buku nya lagi. "Atutt tatapan nya biasa aja kali Jem." Ucap Raffa lebay sambil menutup wajah nya dengan buku yang ia ambil asal di meja. "Buku gueeee!" Teriak Jessi sambil menarim paksa buku yang berada di tangan Raffa. "Kakak Aleyza cantik se Indonesia merdeka jangan sentuh kotak pensil gue!" Teriak Jessi lagi dan lagi karena tangan Ale yang sudah mulai merembet ke arah kotak pensil  Jessi. "Pelit deh lo! Gue cuma mau minta pensil doraemon lo satu." Ucap Ale tak memperdulikan Jessi yang sudah naik darah. Ia mengambil pensil yang ada hiasan kepala doraon di atas nya. "Balikin! Kemaren lo udah ambil." Ucap Jessi tak terima. "Jes bisa diem!" Akhir nya Jemi angkat bicara karena tidak tahan dengan suara toa Jessi. "Kakak lo tuh ganggu aja!" "Hmm gitu ya? Iya ya gue kakak nya Jemi, awas aja entar kalau malem-malem dateng ke kamar gue buat curhat gue hempasss!" Ucap Raffa degan nada mengejek. "Duhhh, kak Raffa ganteng deh." Rayu Jessi. "Kak gue mau belajar, jangan ganggu!" Ucap Jemi datar. "Iya Jem, lo nggak belajar sehari juga nggak g****k kok." Ucap Ale. "Yuk kak pergi." Ale menarik Raffa agar bangkit dari sofa. "Adek pinterr." Ucap Raffa setelah itu berjalan menuju kamar nya. Sesampai nya di kamar ia mengganti baju nya dengan singlet dan celana pendek kostum nya setiap malam. Ia mengambil handpone nya dan memasang earpone di telinga nya, menikmati alunan musik yang sedang ia putar sambil chit-chat dengan para gebetan nya menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi nya. Tiba-tiba ia mengingat tentang cewek jutek yang ia ganggu tadi. Ia tersenyum mengingat betapa tidak tertariknya dia terhadap nya. Ia langsung membuka grup chat nya dengan teman-teman nya Kuda Lumping Ontongg where are you now?!!!!! Bima Sekali lo panggil gue ontong! Gue sunat stepen lo Daffa Duhh Bim abis dong entar stepen nya si Raffa alat buat nyetak Raffa junior nya nggak ada dong Arga Ganti aja pakek ontong Fak! Fak! Fak! Fak! Hehe, Bima sakti jangan di sunat lagi elahhh candaaa gue Dastin Berisik! Para jomblo laknat! Daffa Hmm Arga Hmm Bima Gue punya cewek dong! Dastin Iye tong lo punya cewek gak kaya mereka abg kurbel Bacot! Tong gue minta nomer nya si, siapa ya yang tadi! Bima Panggil yang bener!!!! Bima saktii kembaran nya kera sakti, gue minta nope nya cewek tadi duonggg Bima Hmm!!! Arga Fix, ontong tergeser oleh kera sakti Bima Bodo! Serah! Gak urus!!!!!! Bima keluar Arga Ontong marah Daffa Paling besok juga udah lupa Sial! Gagal dapet nomer nya cewek tadi     Raffa menutup grup chat nya karena gagal mendapat nomer cewek tadi. Dan melanjutkan chat nya dengan beberapa cewek di handpone nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD