Mulut Raffa komat kamit mengikuti lagu yang sedang ia putar. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun mata nya masih belum juga terpejam.
Hp nya juga sudah mulai sepi, hanya tinggal beberapa chat dan grub saja.
Pintu kamar nya terbuka, Ale dan Jessi masuk ke dalam kamar nya sudah dengan baju tidur serta boneka kesayangan mereka masing-masing.
Mereka berdua langsung meoncat ke atas ranjang Raffa dan menimbulkan guncangan .
"Duh dek ngapainn?" Tanya Raffa sambil melepas earphone yang meyumpal kedua telinganya.
"Bobo bareng kak Fa." Ucap Jessi sambil memeluk tubuh Raffa dari samping.
"Kenapa? Di usir ya sama papa?" Raffa tertawa, ia sudah bisa menebak alasan mereka tiba-tiba datang ke kamarnya dan mengajak tidur bersama.
"Tuhh tau." Jawab Jessi cemberut.
Raffa menoleh ke samping kanan nya, Ale tengah sibuk memainkan hp nya sambil senyum-senyum sendiri.
"Jes kayak nya kakak lo salah minum obat deh." Ucap Raffa.
Jessi mengerutkan keningnya bingung dengan maksud ucapan kakak nya.
"Hahh?"
"Tuh liat senyum-senyum sendiri dari tadi." Tunjuk Raffa degan gerakan mata nya.
"Ngintip yuk." Bisik Jessi.
Raffa menggeser tubuh nya ke kanan mendekati Ale dan sedikit mencondongkan wajah nya ke arah hp yang di genggam Ale.
"OH ARGA! HMM."
"NICE DREAM CANTIKKK!"
"BIDADARIIIII, HMM."
Teriak Raffa membaca sekilas chat-chat Ale dengan Arga.
Ale menyembunyikan hp nya di bawah bantal dan menatap Raffa tajam.
"KAK FA!! JANGAN DI BACAINN!!" Teriak Ale tepat di telinga Raffa.
Raffa mengusap telinga nya yang berdengung karena teriakan Ale.
"Itu mulut apa corong?!"
"Tau gue kesel sama lo!" Ucap Ale lalu menenggelamkan wajah nya ke bantal.
"Cie salting."
"Salting lo jelek banget kak." Cibir Jessi sambil tertawa kencang menggoda Ale.
"Al lo pacaran sama Arga?" Tanya Raffa serius, karena yang ia tau mereka hanya dekat dan sering chat selebihnya ia belum tau.
"Ng-nggak kok." Jawab Ale sedikit gugup.
"Yahh padahal kak Arga target Jessi, keduluan kak Ale deh." Ucap Jessi sambil mencebik kan mulut nya pura-pura sedih.
"Pikirin noh Daniel yang rewel." Ale melempari Jessi dengan guling di dekapan nya.
"Daniel?" Tanya Raffa bingung.
"Biasa kak yang baru, adek lo bibit player sekarang." Ejek Ale membuat Jessi tak terima.
"Enak aja lo, yang ada lo bibit player mantan gue cuma satu lah lo? Lima, enam nggak bisa dihitung." Ucap Jessi tak terima.
"Gitu ya dek sekarang nggak mau cerita ke gue, btw ganteng gak? Ganteng mana sama gue? Baik gak? Terus pinter gak?" Tanya Raffa mulai kepo, karena ia tidak mau adik nya salah memilih pasangan.
"Lo nanya apa mau introgasi? Satu-satu dong." Ucap Jessi kesal.
"Hmm, lo udah pacaran?" Tanya Raffa.
Jessi cengengesan menanggapi pertanyaan Raffa.
"Udah."
"Tau apa lo soal pacaran? Masih bau kencur juga berani pacaran." Ucap Raffa membuat Jessi ketar-ketir sendiri, melihat nada suara dan wajah kakak nya yang tidak bersahabat sama sekali.
"Yaelah kak, gue pacaran juga pacaran sehat kok nggak neko-neko." Jawab Ale takut-takut.
Sedangkan Ale tengah menertawakan nya dan mengejek nya.
"Mampus lo." Ucap nya pelan dengan nada mengejek.
"Sekolah yang bener dulu dek, lo masih kecil jangan mikir pacar-pacaran mau jadi player kayak gue?" Raffa bangun dari tidurannya dan menyandarkan tubuh nya di kepala ranjang. Posisinya saat ini menengahi Ale dan Jessi yang tengah tiduran di samping kiri dan kanan nya.
"Terlanjur kak, abis nya dia nembak di depan temen-temen kelas gue masa mau gue tolak kan kasian." Jelas Jessi.
"Jes si Daniel kan ganteng badai, kok mau sih sama lo?" Ucap Ale frontal.
"Duh kak ngena sumpah." Ucap nya sambil memegangi dadanya.
"Abis nya lo tuh nggak ada anggun-anggun nya jadi cewek, petakilan mulu gaya lo untung si Daniel yang cogan gitu mau sama lo."
Raffa tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan panjang Ale barusan.
"Besok-besok lo privat si Jessi biar feminim kayak lo."
"Ogahh banget! Gue liat kak Al pakek rok aja risih apalagi gue yang makek? Gue robek sekalian tuh rok." Jessi bergidik semdiri membayangkan diri nya berdandan seperti kakak nya.
"Oke sesi curahan hati dedek-dedek emes habis, waktunya tidurr." Raffa mengubah posisinya menjadi tidur tengkurap.
"Nggak asik lo kak baru jam segini mau tidur." Ucap Ale.
Otak jail Jessi yang selalu aktif mengganggu Raffa yang akan tidur. Ia naik ke atas tubuh Raffa dan merebahkan tubuh nya di atas Raffa dan menjadikannya kasur dengan seenak jidat nya.
"JESSIII!! LO GENDUT TURUNNNN!!!!" Teriak Raffa karena ia tidak kuat menahan berat Jessi.
"Gak ah enakan tidur gini, kak Al sini lo nggak mau ikut tidur gini? Anget lohh."
"Males gue mau vidio call an." Ucap Ale lalu berpindah ke sofa yang berada di kamar Raffa.
"JES TURUN, GUE NGGAK KUAT!!"
"Papa aja nggak keberatan masa lo keberatan sih kak, lembek banget." Ejek Jessi.
Raffa membalik kan tubuh nya yang awal nya tengkurap menjadi menyamping mbuat Jessi terjatuh.
Raffa tak menyia-nyiakan posisi nya saat ini, ia langsung merangkul leher Jessi dan mulai menggelotiki nya.
"UDAH KAK!! KAK FA GELI!!" Teriak Jessi sambil tertawa terbahak-bahak menakan geli.
"Ampun gak?" Raffa terus menggelotiki pinggang Jessi.
"AMPUN KAK! STOP!"
Raffa menghentikan aksi nya dan memeluk tubuh Jessi.
"Lo gila sumpah untung gue gak ngompil di sini." Ucap Jessi sambil mengatur nafas nya yang ngos-ngosan.
"Udah sekarang bobo udah malem, Ale matiin hp nya tidur!" Perintah Raffa.
Ale menuruti perintah Raffa setelah itu berpindah ke ranjang.
"Oke gue nggak di peluk." Ucap Ale tak terima Raffa hanya memeluk Jessi.
"Yaudah sini biar adil peluk ge semua." Ucap Raffa senang.
Merekapun juga langsung menuruti perkataan Raffa dan memeluk tubuh Raffa yang berada di tengah-tengah mereka.
"Btw, Jemi nggak di ajak bobo sini juga?" Tanya Raffa.
"Paling juga nggak mau." Jawab Ale.
"Hmm."
"Panggil gih kasian tidur sendiri." Perintah Raffa.
"Yaelah kak kalau di nggak..." Jessi belum menyelesaikan ucapan nya pintu kamar Raffa telah di buka oleh Jemi.
"Tuh Jemi, sini Jem lo mau ikut tidur baren" Ucap Jessi.
Jemi melenggang masuk dam menghampiri ranjang dan melihat ranjang kakak nya yang hampir penuh.
"Gue mau tidur di mana?" Ucap Jemi.
"Sini samping gue, sana geser kak." Raffa dan Ale sedikit menggeser tubuh mereka untuk memberi tempat pada Jemi.
Jemi merebahkan tubuh nya di samping Jessi.
"Tumben lo mau tidur bareng." Ucap Raffa.
"Males di kamar sendiri." Jemi memang satu kamar dengan Jessi namun dengan ranjang yang berbeda.
"Yaudah Jessi peluk Jemi aja, bosen peluk kak Fa." Jemi berganti memeluk Jemi erat, namun Jemi hanya diam dengan posisi awal.
"Udah sekarang tidur udah malem." Ucap Raffa setelah itu mereka menjemput mimpi mereka masing-masing.
•••
Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu namun Raffa masih setia menemani Bima yang menunggu Amanda piket di depan kelas nya.
Ia sengaja beralibi ingin menemani Bima menunggu Amanda padahal maksud dan tujuan nya adalah ingin mengenal cewek jutek kemarin alias Bella.
"Btw, Ale pulang sama siapa kok lo tumben mau nunggu di sini?" karena tak biasa nya Raffa nongkol di sekolah seperti ini, setelah bel pulang berbunyi ia akan langsung menuju kelas Ale dan langsung pulang. Setalah pulang baru lah ia bisa keluar lagi.
"Kan adek gue udah sama Arga." Jawab nya setelah itu ia kembali ke game nya lagi
Bima hanya manggut-manggut menanggapi jawabab Raffa.
"Udah?" Tanya Bima pada Amanda yang baru saja keluar dari kelas.
"Udah kok yuk." Jawab Amanda membuat Raffa mendongak kan kepala.
Tatapan nya langsung mengarah pada cewek di samping Amanda.
"Raf lo bisa kan sama Bella? Gue kan bawa motor." Ucap Bima menyadarkan Raffa yang sedari tadi terus memperhatikan Bella.
"Haaa?"
"Lo sama Bella, kan gue sama Amanda bisa kan?" Bima mengulangi pertanyaannya.
Sebelum Raffa membuka mulut nya untuk menjawab, Bella sudah terlebih dulu menyahut pertanyaan Bima.
"Nggak usah gue bisa naik taxi kok tenang aja." Jawab Bella dengan datar.
"Bella lo lupa apa ngeupa? Taxi jarang lewat sini yang ada angkot itu pun jam pulang tadi lo sama Raffa aja ya." Bujuk Amanda.
Bella ini adalah sahabat sekaligus sepupunya, ia juga tinggal serumah dengan Amanda untuk beberapa bulan kedepan karena orang tua nya yang bekerja di luar kota.
"Iya lo sama gue aja." Jawab Raffa senang karena ia bisa sambil modus untuk dekat dengan Bella.
"Yaudah yuk keburu hujan udah mendung nih." Ajak Bima, setelah itu mereka segera berjalan bersama-sama menuju parkiran sebelum hujan turun karena mendung sudah sangat menggumpal hitam di langit.
Dengan malas Bella melangkah kan kaki nya mengikuti mereka dari belakang. Sebenarnya ia sangat malas satu mobil dengan Raffa si playboy cap koyok cabe, namun tidak ada pilihan lagi.
"Hai Bella." Ucap Raffa sok manis membuat Bella ingin muntah di tempat, dari dulu ia tidak suka dengan sikap Raffa yang sok manis di depan semua wanita.
"Hmm!"
Raffa mengulurkan tagannya didepannya membuat Bella bingung.
"Salaman." Ucap Raffa semakin membuat Bella bingung.
Dengan ragu Bella membalas uluran tangan Raffa.
"Salam kenal udah tau nama gue kan? Kalau lupa, kenalin nama gue Raffael Mauzar Renandhika kelas 11 Ips 3."
Bella melepaskan tangan nya paksa, karena menurut nya itu sangatlah tidak penting.
"Nggak penting!" Ucap Bella lalu melangkah meninggal kan Raffa.
Di belakang Raffa tersenyum melihat tingkah Bella yang kelewat jutek pada nya.
"LO MAKIN CANTIK KALAU LAGI JUTEK!" Teriaknya lalu mengejar Bella yang sudah semakin jauh.
Di parkiran Bella berdiri di samping mobil Raffa sendirian karena Bima dan Amanda pulang terlebih dahulu sedangkan Raffa tengah beralasan ke toilet padahal ia tengah menemui Marisa yang sedang merajuk karena Raffa menolak untuk di ajak jalan.
Tak lama kemudia Raffa datang dengan nafas ngos-ngosan karena berlarian.
"Cepet masuk keburu hujan."
Dengan ragu Bella membuka pintu mobil Raffa dan duduk di kursi penumpang depan.
Setelah mereka selesai memasang sabuk pengaman, Raffa menginjak pedal gas nya dan mulai meninggal kan sekolah.
"Btw, rumah lo mana?" Tanya Raffa memulai obrolan setelah lama hening.
"Gue satu rumah sama Amanda." Jawab nya tanpa menoleh pada Raffa yang tengah mencuri pandangan pada nya.
"Alamat nya? Gue nggak tau rumah Amanda mana."
"Perumahan Pondok Asri blok A nomer 34." Jawab Bella singkat padat jelas.
Setelah itu suasana kembali hening, Bella tengah sibuk membaca novel di tangan nya sedangkan Raffa tengah konsen mengendarai mobil nya sesekali mencuri pandangan pada Bella yang tengah sibuk membaca.
Ukuran wajah Bella termasuk cantik. wajah nya natural tidak ada campuran make up sedikit pun di wajah putih nya hanya sedikit lipglos di bibir nya.
Rambut lurus di bawah bahu tergerai sangat indah membuat nya semakin cantik.
"Bella." Panggil Raffa.
"Yaa?"
"Minta nomer lo dong." Ucap nya sambil tersenyum memamerkan gigi putih nya.
"Buat?"
"Ya chatingan sama lo lah."
"Nggak penting!" Setelah itu Bella kembali memfokus kan diri nya pada novel di tangan nya.
Perjalan kali ini terasa sangat lama dari biasa nya dan ini membuat nya sangat bosan.
Raffa mengembuskan nafas berat nya, ia benar-benar harus bisa mengambil hati wanita di samping nya ini. Entah dorongan dari mana ia mau mengemis-ngemis perhatian seperti saat ini, biasa nya para wanita akan datang pada nya dan mengemis perhtian pada nya.
Namun kali ini berbanding terbalik dari biasa nya.
Saat mereka mulai memasuki kompleks perumahan Amanda, hujan turun dengan lebat nya.
Mobil Raffa berhenti di depan rumah Amanda.
Di sana Bima dan juga Amanda sudah sama-sama membawa payung untuk memayungi mereka berdua agar tidak basah.
"Gue ke kamar dulu." Pamit Bella saat sudah berada di ruang tamu.
"Kalian disini dulu ya, hujan nya deres banget bentar gue buatin teh anget dulu." Setelah itu Amanda pergi meninggal kan mereka berdua di ruang tamu.
"Gila si Bella cuek banget, kayak di kuburan sumpah berdua sama dia." Keluh Raffa.
"Bella emang gitu kalau sama orang yang ia tidak suka, kalau sama gue biasa aja tuh." Jawab Bima.
"Berarti Bella nggak suka gitu sama gue?"
"Mungkin." Jawab Bima.
Raffa mulai manggut-manggut memikirkan sesuatu yang bisa ia lakukan untuk menarik perhatian Bella.
Amanda datang dari arah dapur dengan nampan berisi 2 cangkir teh hangat untuk Raffa dan Bima.
"Maksih." Jawab mereka bebarengan.
"Btw, kalian mau ganti baju?" Tanya Amanda.
"Yakali mau ganti, mau pakek baju lo?" Ucap Raffa.
"Ya nggak lah, ada baju kakak gue cowok."
"Nggak usah Nda kita nggak basah banget kok." Ucap Bima.
Amanda duduk di samping Bima dan menyenderkan kepalanya di bahu Bima.
"Duh gue jadi obat nyamuk!" Ucap Raffa sambil menepuk-nepuk tangan nya di udara.
"Siapa suruh ngikut."
"Kan tujuan gue mau modus ke Bella eh orang nya minggat." Ucap Raffa kecewa.
"Sukurinn." ucap Bima menertawakan Raffa.
"Dasar ontong songong lo!"
Setelah itu Raffa mulai gabut dan memilih membuak hp nya dari pada melihat Bima dan Amanda tengah pacaran.
Ia memulai aksi spam di grup nya.
Kuda Lumping
Das!
Ngga!
Ga!
Daf!
Gue kzlllllllllll
Dastin
Kenapa kasih
Kasih pale lu!
Gue jadi obat nyamuk nya ontongg!!!
Daffa
Gue harus bilang makasih apa harus sujud syukur ya?
Sialan lo!
Ontong s****n gue di kacangin awas aja sampek dia curhat ke gue
Dastin
Sabar kasih ini ujian
Gue R A F F A bukan Kasih! Tuh Kasih emak nya Juleha
Angga
Das lo nggak dapt belaian berapa bulan? Masih waras kan? Nggak mutusin buat belok kan?
Daffa
Ckckckklklkl gue jadi ngeri sama lo Das
Dastin
Setannnn!!! Gue masih normal ye, gue masih suka mbak Maria ozawa, mbak myabi, mbak Mia Khalifah
Daffa
Angga
Duh kirain lama kurang belay jadi belok lo
Lay lay lay lay Dastin jarang di belay Leha jarang pulang Dastin jarang di belay
Suara anak kecil berlarian sambil tertawa riang bersahutan dengan teriakan seorang terdengar sampai ruang tamu.
"Ken jangan lari kembaliin buku kakak!" Ternyata suara itu adalah suara Bella yang tengah mengejar anak lelaki berusia kira-kira 4 tahunan.
Anak lelaki itu berlari menuju sofa panjang yang tengah Raffa duduki dan langsung naik ke atas nya bersembunyi di balik punggung kokoh Raffa.
"Kakak Ken sembunyi di sini ya jangan bilang kak Bella." Bisik anak kecil terbebut membuat Raffa terkekeh.
Bella datang menghampiri sofa yang tengah di duduki Raffa dengan muka kesal.
"Ken sini buku kakak!"
"Kak halangin kak Bella." Bisik anak itu kembali.
"Minggir lo!" Ucap nya pada Raffa.
"Enak aja, gue udah PW." Jawab nya santay.
Bella mendekati tubuh Raffa dari samping dan mulai merebut buku yang berada di genggaman Ken sehingga jarak nya dengan Raffa sangat dekat.
Raffa memandang wajah Bella dari samping. Bella terlihat semakin cantik bila di perhatikan dari dekat seperti ini.
"Cantik." Gumam Raffa tak sadar.
Raffa terlonjak kaget saat ada tangan mungil tiba-tiba melingkar kan tangan nya di leher nya.
"Aduh Ken lepasih, nanti kakak nya kecekek." Bujuk Bella.
"Sorry Ken emang bandel." Ucap Bella tak enak hati melihat tingkah adik sepupu nya.
Raffa hanya tersenyum dan menarik Ken untuk duduk di pangkuan nya.
"Hai ganteng." Sapa Raffa.
"Hallo kak, kakak nama nya siapa?" Tanya Ken dengan nada imut nya.
"Ken mau kenalan sama kakak?"
Ken mengangguk kan kepala nya bersemangat.
"Suruh kak Bella nya duduk dong." Perintah Raffa yang langsung di laksanakan oleh Ken.
"Kak Bella duduk sini samping kakak ganteng." Ucap Ken sambil menarik ujung baju Bella.
"Ken kak Bella mau belajar." Tolak Bella.
Ken semakin kencang menarik-narik baju Bella, sampai akhirnya Bella mamau duduk.
"Kak Bella udah duduk, nama kakak siapa?" Tanya Ken penasaran.
"Ken bisa panggil kak Raffa, oke kita temen." Setelah itu mereka ber tos ria.
Sedangkan Bella memandang mereka jengah.
"Ken liat kakak kamu lagi pacaran, kamu punya pacar nggak?"Tanya Raffa.
"punya kak tapi Ken baru putusin soal nya cengeng Ken nggak suka." Jawab Ken dengan polos nya.
"Cari lagi dong Ken jaman sekarang kok jomblo nggak jaman."
'Plakk'
Bella memukul muka Raffa dengan buku yang berada di tangan nya karena mengajarkan hal yang tidak baik untuk Ken.
"Jangan racuni otak Ken!"
"Aduhh sakit Bel." Raffa mengusap wajah nya yang terasa panas karena pukulan Bella.
"Kak kak aku punya pacara kak nama nya Cici dia cantik loh kak." Ucap Ken riang memperkenalkan teman wnita nya.
"Cantikan mana sama kak Bella? Ah cantik kak Bella kali ya, secara kak Bella kan cantik banget." Ucap Raffa membuat Bella salah tingkah.
"Cantik Cici kak."
"Cantik kak Bella."
Mereka berdua terus beradu mulut membuat Bella jengah mendengar nya dan berdiri meninggalkan mereka.
"Kak Bella nya pergi kan, kamu sih bilang kak Bella jelek." Ucap Raffa sambil mencebik kan bibir nya.
"Ken nggak bilang kok kak, kakak yang barusan bilang kak Bella jelek." Ucap Ken tak mau kalah.
"Ken susulin kak Bella sana, bilangin dapet salam dari kak Raffa ganteng." Ucap Raffa pada Ken.
"Siap kak!" Ken loncat dari pangkuan Raffa dan berlari menuju kamar Bella.
"Adek lo lucu juga Nda." Ucap Raffa sambil menatap kepergian Ken.
"Nakal nya minta ampun dia, cuma sama Bella dia mau nurut." Ucap Amanda.
"Lo nya aja yang kurang lembut." Cibir Raffa.
"Btw, gue balik dulu Nda kirimin nomer Bella. Awas sampek gak lo kirim!" Ucap Raffa.
"Bawel, udah pulang sono lo ganggu aja!" Usir Amanda.
Raffaberjalan keluar rumah dan masuk ke dalam mobil nya.