P.O.V Frischa Aku sudah berada di AR cafe. Beruntung Kak Rana tidak ada di cafe, kalau dia di sini pasti aku sudah di introgasi olehnya. Mataku mungkin masih terlihat sembab sekali. Aku langsung ke toilet setelah memesan minuman dan makanan ringan. Rasanya mata ini berat, dan wajahku pasti juga kotor dan kusam sekali. Aku masih mengingat kejadian tadi di pantai. Arkan dengan tega melepas aku sendirian. Memang aku yang salah, aku yang bodoh mencintai orang yang masih terikat dengan masa lalu. Mungkin ini adalah cara Tuhan biar aku sadar kalau Arkan tidak akan bisa mencintaiku. Aku membasuh wajahku agar tidak terlihat sembab sekali. Wajahku benar-benar aneh sekali. Matanya bengkak, dan pipinya merah. Ini semua karena cinta, cinta yang bodoh. Iya, aku bodoh, mencintai orang yang tidak menc