39. Dipingit

1401 Words

Krik ... Krik ... krik Hening. Sudah lebih dari lima menit sejak minuman disajikan, baik aku, Pak Razan, maupun Mas Abi, masih diam. Saat ini kami bertiga sedang berada di kedai kopi yang berjarak kurang lebih seratus meter dari rumahku. “Kok diem aja, ya? Minumannya keburu dingin,” lirihku sembari meraih coklat hangat di meja. Kami memang berada di kedai kopi, tetapi menu yang disediakan tidak hanya kopi. Ada s**u, coklat, bahkan cemilan ringan pun ada. Tadinya aku ingin pesan kopi, tetapi malah berujung dipelototi Pak Razan. Katanya aku tidak boleh minum kopi, padahal sedirinya pesan kopi hitam pekat tanpa gula. “Lama enggak ketemu ya, Dell?” Akhirnya Mas Abi memulai percakapan. “Eh?” Mas Abi kini menatapku lurus, lalu tersenyum. “Hehe, iya, Mas.” Aku menjawab kikuk sambil me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD