‘SAH’ Kata itu masih terngiang terus di otakku. Satu kata yang merubah statusku dari yang tadinya single jadi menikah. Dari yang tadinya apa-apa sendiri harus mulai rela berbagi. Jujur saja, hari ini rasanya seperti mimpi. Dan andai ini benar-benar mimpi, aku tidak ingin bangun. Hehe! Hari ini rasanya sangat membahagiakan sampai-sampai aku sulit sekali mendeskripsikannya. Pada intinya, semua berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Tamu undangan yang hadir sangat banyak sampai mulutku rasanya kaku karena kebanyakan senyum. Mas Abi dan orang tuanya pun ikut hadir, dan tampaknya mereka bisa menerima keputusan yang kuambil dengan lapang d**a. Oh iya, aku masih ingat betul bagaimana jantungku seperti mau melompat keluar ketika detik-detik akad nikah akan dimulai. Aku menunggu di kamar dan men