Listya menutup pintu kamar dengan jantung yang masih berdetak tak beraturan. Untung saja tepat setelah Mahesa mengatakan kalimat ‘gila’ itu, tukang bubur datang membawakan pesanan mereka. Sampai kemudian mereka sibuk dengan bubur masing-masing. Saat perjalanan pulang pun Mahesa tidak lagi menyinggung hal sialan itu, hingga akhirnya mereka sampai di vila dengan keadaan yang masih sepi dan aman, tidak ada yang melihat mereka jalan-jalan pagi bersama. Akhirnya Listya bisa bernapas sangat lega saat sudah berada di kamar yang ia tempati. Apa yang terjadi baru saja seperti mimpi. Tak pernah terbayangkan sebelumnya ia akan menerima tawaran Mahesa untuk berjalan-jalan di pagi hari hanya berdua saja. Dan yang lebih parah, Mahesa mengatakan ingin menjadi pacarnya? Ini benar-benar gila, Listya tak