bab.6b

924 Words
Waktu telah berlalu begitu cepat, waktu dua tahun ini Raka dan Ichel gunakan dengan sebaik-baiknya hingga kini mereka dikaruniai dua orang anak. Satu seorang yang pria yang tampan mirip seperti Raka, satu lagi seorang anak perempuan. Hidup mereka kini lengkap tanpa kurang akan cinta dan kasih sayang. Raka membolak-balik album masa dimana dirinya dan Ichel menikah dan merawat sang bayi. Bagas adalah buah hati nya yang pertama, seorang laki-laki berparade tampan yang akan segera mewarisi beberapa cabang perusahaan nya. Raka juga akan mendidik bagas menjadi pria bijaksana seperti dirinya. *** Tujuh belas tahun kemudian Minata kalieo, seorang wanita yang sekarang berumur delapan belas tahun. Adik dari seorang Bagas yang terkenal seantero sekolahnya. Ketampanan Bagas dan kecantikan Mina sangat menyita perhatian beberapa murid disekolah nya, bahkan banyak yang mengira mereka pacaran. Sikap Bagas yang terlalu posesif pada Mina kadang membuat beberapa murid kadang salah paham, apalagi jarak umur mereka yang hanya berbeda satu tahun. Setelah pulang sekolah, Mina tidak diizinkan pulang dengan yang lain selain dengan Bagas atau supir rumah. Dulu sekali, sejak kecil Bagas selalu di berikan nasihat untuk menjaga sang adik oleh mamanya. "Siapapun yang menyakiti adikmu jangan pernah takut melawan, lindungi dia semampu mu." Ujar Ichel kala itu. Pernah suatu sore dimana ia hanya tinggal seorang diri bersama adiknya dirumah, seperti biasa Raka dan Ichel suka sekali menghabiskan waktu nya di luar negri. Mau tak mau Bagas harus memiliki waktu menyenangi sang adik, disela waktu ia belajar bisnis dengan guru bisnis yang disiapkan sang papah untuk nya sedari umur enam tahun. Jangan terkejut karena di umurnya yang tujuh belas tahun, Bagas sudah memiliki mall atas nama dirinya dan ia kelola sendiri pula. Sore itu Mina sempat mengeluh sakit sehabis pulang sekolah, karenanya Bagas dengan cepat mengambil air panas untuk mengompres tubuh adiknya yang terasa panas. Tak lupa memijat tubuh sang adik dan mengantikan bajunya. Ia baru sadar bahwa mereka sudah sama-sama dewasa dan tak seharusnya ia ikut serta mengganti baju sang adik. Alhasil malam ini pikiran nya dipenuhi akan gambaran tubuh Mina. "Astaga, aku gak boleh begini." Ujar Bagas sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tok tok tok "Masuk." Jawab Bagas dari dalam kamar nya. Di ambang pintu terlihat sesosok perempuan cantik bernama Mina. "Ada apa kemari, gak biasanya kamu kekamar kakak?" Tanya Bagas berusaha untuk menetralkan napasnya yang tiba-tiba berat. "Hm...udah jam sepuluh, apa kak Bagas lupa untuk mencium Mina sebelum tidur?" Tanya Mina dengan polosnya. Bukan nya lupa, Bagas memang sengaja menghindari tradisi yang ia buat sejak dulu pada adiknya. Mencium adiknya sebelum tidur itu sudah menjadi kebiasaan sedari dulu. "Oiya! kakak hampir lupa. Tapi kamu udah gosok gigi kan?" Ledek Bagas, mencoba untuk bersikap layaknya seorang kakak. Mina ikut tertawa. "Udah dong kak!" Jawab wanita itu. Mungkin orang yang melihat nya akan salah paham tentang umur wanita itu yang sudah menginjak delapan belastahun, tapi sikap nya masih seperti anak kecil. "Kemarilah, ceritakan pada kakak bagaimana kamu saat disekolah tadi?" Ujar Bagas, mengajak adiknya untuk bercerita sebelum tidur. Mina, tanpa berfikir wanita itu langsung naik keatas tempat tidur sang kakak kesayangan nya. "Disekolah gak ada kakak lagi, jadi ga seru sekolahnya." Jawab Mina sembari menatap Bagas. "Kalau kakak, kenapa belum dapat pacar? Memang nya di tempah kuliah gak ada wanita yang kak Bagas sukai?" Tanya Mina. Bagas menggeleng. "Gak ada yang secantik kamu." Jawab Bagas. Mina tertawa. "Apa boleh aku tidur disini malam ini?" Tanya Mina sukses membuat perhatian Bagas mengarah ke hal yang berbau negatif. *** Esok harinya... "Terimakasih ya, sudah menjadi sesosok istri idaman untuk ku." Ujar Raka pada sang istri yang saat ini masih lemas karena pergerumulan mereka yang hampir masuk tiga jam lamanya. "Hm, kamu juga Raka." Jawab Ichel kecapekan. Raka memeluk tubuh sang istri, membuat air keringat mereka tercampur kembali saat ini. Dengan tubuh keduanya yang masih polos membuat Raka jadi bangkit kembali ingin menerkam sang istri. "Hm, mamah bingung deh pah. Bagaimana cara bikang ke Mina kalau dia sebenarnya bukan anak kandung kita? Mama takut menyakiti hatinya." Ucap Ichel pada Raka. "Mamah udah lama gak bahas ini." Balas Raka. "Mina udah dewasa, wajib juga untuk kita kasih tahu dia. Mungkin besok saat nya, biar papa yang ngomong baik-baik." Ujar Raka. "Hm, gimana kalau kita adain liburan aja berempat. Sembari senang-senang mungkin respon Mina akan jauh lebih baik?" Saran Ichel. Raka mengangguk. "Boleh, akan papah atur waktunya." Ucap Raka. Kali ini tangan Raka tak bisa diam. "Sudah istirahat selama lima belas menit, siap tempur lagi dong mah?" Bisik Raka. Tanpa aba-aba Raka memasukan miliknya yang tegak bagai batang pohon kedalam milik sang istri dari belakang. "Ahh, dari belakang memang paling enak." Ujar nya sembari memaju mundurkan pinggang nya cepat. "Ahhhh shhh Raka!" Mereka terhanyut dalam percintaan sampai-sampai tak sadar bahwa Bagas sudah mendengar percakapan tentang Mina yang ternyata adalah adik tiri nya. *** Sebelum menikah Raka dan Ichel sudah sepakat untuk tetap bekerja sebagai atasan dan bawahan dikantor. Selagi Ichel yang masih muda dan kuat membantu Raka dikantor kenapa tidak? Lagi juga menjadi sekretaris untuk Raka sangat menyenangkan. Ichel dan Raka jadi bisa meluangkan banyak waktu berdua dimanapun dan kapan pun. Dikantor maupun dirumah mereka selalu berdua menjalin kasih sayang. Kali ini Raka berada didalam ruangan nya bersama sang istri alias sekretarisnya. "Gak ada ciuman selamat pagi untuk ku?" Tanya Raka menggombal sembari mencoba memakai dasinya sendiri. Ichel menghampiri Raka berniat untuk membantu lelaki itu memasangkan dasinya. Tadi pagi Ichel mendapat kabar mendadak, rapat penting yang harus dilaksanakan pagi sekali. Tapi ternyata dibatalkan mendadak pula. Karena itulah sampai saat ini Raka belum sempat memakai dasinya. "Cup!" Ichel mencium Raka sekilas. Melihat Raka yang sedikit terkejut, Ichel mencium Raka kembali beserta dengan sebuah lumatan disana. "Bonus ciuman pagi ini untuk my sweet CEO." Bisik ichel ditengah ciuman nya. Raka pun tak tinggal diam dan tak mau kalah, ia mulai meraba tubuh istrinya saat itu mencoba menikmati masa emas mereka. End season 1
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD