SEASON II
Cerita tentang Bagas & Mina
___
"Hari ini papa dan mama mau membicarakan sesuatu." Ujar Ichel.
Raka yang mendengar itu melirik istrinya seakan meminta jawaban dari pertanyaan. "Apa aku harus memberitahu mereka sekarang?"
Iche mengangguk, Raka pun segera menatap kedua anaknya. "Papa sudah ambil cuti untuk minggu ini, mama juga akan mengurus izin sekolah kalian." Ujar Raka pada kedua anaknya.
Mina yang mendengar itu sangat bersemangat rasanya. "Apa kita akan liburan sekeluarga?" Tanya perempuan itu.
Ichel menganggukinya, sesungguh nya ia tak enak hati mengetahui apa yang akan mereka bicarakan disana. Tapi melihat respon positif Mina mungkin dirinya akan menerima kenyataan ini dengan lapang d**a.
"Kakak kok gak semangat gitu?" Tanya Mina pada sang kakak, Bagas.
Bagas bangun dari lamunan nya. "Semangat lah, kan mau liburan sama Mina." Ujar Bagas terpaksa.
Rasanya Bagas ingin menggagalkan saja liburan kaki ini, tapi mama dan papa ada benarnya. Mina harus tahu yang sebenarnya, walau rasanya akan menyakitkan untuk adik bungsu nya itu.
Mau bagaimana pun Bagas akan tetap mencintai Mina, entak sembagai adik ataupun pasangan nya kelak dimasa depan.
"Mau liburan kemana mah?" Tanya Mina.
"Pantai, mengenang lamaran papa sama mama." Ujar Ichel sembari melirik Raka yang sama genit nya menatap nya.
"Bagas keatas dulu." Ucap Bagas meninggalkan ruang makan mereka.
Mina menatap ada yang aneh dengan Bagas, tapi kakak nya itu gak biasanya gak cerita pada nya. "Mina udah selesai makan, samper kak Bagas dulu ya mah-pah." Ucap Mina meminta izin.
Raka dan Ichel mengangguk. Mina segera menuju kelantai atas dan menghampiri Bagas yang berada di balkon kamar nya.
Cup.
Mina mencium pipi Bagas seperti biasanya sembari memeluk Bagas dari belakang. "Apa kak Bagas sedang marah?" Tanya Mina menatap Bagas dari belakang.
Bagas sedikit terkejut. Memang awalnya mereka biasa melakukan ini karena yang Bagas tahu mereka adalah seorang saudara. Tapi setelah Bagas mengetahui kebenaran yang sesungguh nya, apa Bagas harus tetap bersikap biasa? Atau malah sebaliknya, menjauhi Mina?
Bagas memutar tubuhnya menghadap Mina, tangan nya dengan lihai menggenggam kedua tangan sang adik. "Aku gak kenapa-kenapa, cuma masih ngantuk aja." Ujar Bagas berbohong.
"Mau Mina temenin tidur?" Tanya Mina layaknya seorang adik pada sang kakak.
Bagas membulatkan matanya, lalu menggeleng perlahan. "Besok kan mau liburan, apa kak Bagas mau temani Mina belanja?" Tanya Mina.
Lalu mendekatkan diri pada Bagas. "Mama kasih aku uang jajan buat belanja baju pantai." Bisik Mina pada sang kakak.
"Kak Bagas jangan iri ya?" Ucap Mina meledek sang kakak.
Mina tertawa, begitupun Bagas yang tersenyum melihat keindahan dihadapan nya. Kulit Mina yang lebih lembut dari sutra, Bagas sentuh dengan tangan nya.
Mina sedikit bingung, tatapan sang kakak sedikit berbeda dari biasanya. "Entah mengapa Mina yakin kak Bagas punya masalah, sewaktu-waktu jika ingin cerita ingat masih ada Mina yang akan mendengarkan." Ucap Mina sembari menatap mata Bagas.
Bagas mengangguk sebagai jawaban. "Begitupun Mina sama kak Bagas. Kak Bagas akan selalu ada." Ucap Bagas membalas perkataan Mina.
"Kalau gitu ayo temani Mina belanja, dari pada tidur lagi nanti pusing." Ujar Mina dengan manja seperti biasa.
"Hm, nanti malam Mina tidur dikamar kakak lagi ya. Mina kangen tahu." Ucap Mina.
Bagas berfikir sejenak, lalu mengangguki pada akhirnya. "Gak biasa nya kakak jawab lama." Ucap Mina curiga.
"Gak biasa nya juga Mina izin kalau mau tidur sama kakak." Balas Bagas sembari mencubit kecil hidung adiknya.